Tafsir Al-Fatihah (ayat 7) - TERLENGKAP
1-
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat
Dalam ayat ini, Allah
menjelaskan dan memberikan contoh nyata dari bentuk jalan yang lurus dan jalan
yang tidak lurus. Jalan lurus dijelaskan sebagai jalannya para nabi, para pendukung
dan pembela risalah nabi, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Sebagaimana
diterangkan dalam surah an-Nisa`:69
وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ
وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69)
Dan barangsiapa
yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin (orang-orang yang
amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul),
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya.
Sedankan jalan orang yang tidak lurus
adalah jalannya orang yang dimurkai dan mereka yang sesat. Lalu
siapa yang dimaksud dengan (الْمَغْضُوبِ) orang yang dimurkahi?
Dan orang yang (الضَّالِّينَ
) sesat? Banyak para ulama
menerangkang bahwa yang dimaksud dengan mereka yang dimurkahi adalah kaum
Yahudi. Sedang mereka yang sesat adalah kaum Nashrani. Kedua-duanya adalah
contoh kaum yang dilaknat Allah dan mendapatkan siksaan yang pedih. Bedanya,
yang pertama mewakili kelompok orang yang telah mengetahui kebenaran tetapi meninggalkannya tidak mau mengamalkannya.
Sedangkan yang kedua adalah mewakili orang yang meninggalkan kebenaran karena
kebodohannya dan kesesatannya. [1]
Intinya, mereka yang
tidak mengikuti jalan kebenaran Islam, setelah datangnya agama Islam kepada
mereka, mereka adalah orang-orang yang dimurkahi oleh Allah dan sesat. Apapun
agamanya, kenyakinanya, kepercayaanya. Kekafiran adalah agama satu, sekalipun
bermacam-macam bentuknya. Karena itu Allah menyebut mereka telah kafir dan
kekal dalam neraka, apabila mereka mati dalam kondisi kafir. Sebagaimana Allah
kalamkan, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir
yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
(Qs. Al-Baiyyinah: 6).
Maka tidak benar dan merupakan
penyesatan yang nyata, apa yang dikampayekan para pengusung “agama prualisme”, yang
menyakini bahwa semua agama
adalah sama benar. Dengan alasan bahwa inti semua agama mengajak kepada
kebaikan walaupun dengan cara yang berbeda. Namun semua menuju kepada satu
muara. Bahkan ada beberapa orang yang mengaku dirinya sebagai muslim liberal,
sengaja menyitir beberapa ayat al-Qur`an yang kemudian ditafsirkan sesuai hawa
nafsu mereka. Tujuannya jelas untuk mendukung gerakan pruralisme agama yang
mengganggap semua agama adalah sama. Mereka inilah musuh yang paling berbahanya
karena mereka mengaku muslim dan mengunakan al-Qur`an dan sunnah sebagai
senjata mereka. Ajakan atau keterangan bahwa semua agama adalah benar, dengan
alasan apapun adalah merupakan penyesatan opini beragama yang bertujuan untuk
mendangkalkan dan mengkaburkan keimanan dan keislaman seseorang muslim.
Perlu diketahui bahwa
setelah musuh-musuh Islam tidak berhasil untuk menaklukkan keimanan orang Islam
dengan kekuatan militer dan kekerasan, sekarang mereka menggunakan berbagai
cara yang dianggap lebih halus dan tepat guna untuk menguasai umat Islam. Diantaranya
adalah melalui apa yang dekenal dengan "perang saraf dan opini".
Diantara opini yang sekarang gencar dibicarakan, didiskusikan dan dikampanyekan
adalah apa yang dikenal dengan gerakan pruralisme agama yang mengganggap semua
agama adalah sama benarnya.
diantara ayat yang sering mereka gunakan sebagai dalil
mereka adalah ayat 62 surat al-Baqoroh:
إِنَّ الَّذِينَ
آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
Sesungguhnya orang-orang mu'min,
orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja
diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan
beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) meereka bersedih hati. (QS.
Al-Baqarah:62)
Sebelum kita terangkan tentanng maksud ayat ini, perlu
diketahui dulu mengenahi sebab turunnya ayat. Karena dengan mengetahui sebab
turunnya suatu ayat, makna ayat dapat dipahami dengan jelas dan benar. Ibnu
Katsir dalam tafsirnya menjelaskan –yang intinya- bahwa sebab turunnya ayat ini
adalah ketika shabat salman bertanya kepada rasulullah tentang nasib
saudar-saudaranya yang meninggal sebelum Islam datang, padahal mereka juga
telah melakukan berbagai amal kebaikan. Rasulullah menjawab bahwa mereka akan
berda dalam api nereka. Mendengar jawaban tersebut salman sedih. Kemudian
turunlah ayat ini yang menjelaskan bahwa mereka yang mati dalam kondisi beriman
kepada Allah dan hari akhir maka mereka akan masuk surga.[2]
Dalam keterangan Ibnu Katsir secara ringkas
menjelaskan, bahwa orang yahudi yang berpegang teguh dengan syariat nabi Musa
sampai datangnya nabi Isa, dan pengikut syariat nabi Isa sampai datang nabi
Muahammad, mereka akan masuk surge. Namun apabila setelah datangnya syariat
Islam dan mereka tetap dalam kekufuran tidak menerima ajaran yang dibawa nabi
Muhammad, maka mereka adalah termasuk penghuni neraka yang kekal (al-Baiyyinah:6).
Dengan demikian tidak
benar apa yang dikatan oleh musuh Islam bahwa ayat 62 surat al-Baqarah adalah
ayat yang melegalkan paham prularisme agama. Maka wajib bagi kita kaum mulimin
untuk menolak prularisme dan harus menyakini satu-satunya agama yang benar
(bukan paling benar) dan satu-satunya agama yang diridhoi dan diterima Allah
adalah hanya Islam (Qs. Ali Imaran:85).
Perlu diketahui bahwa agenda besar dibalik apa yang
dilakukan para pengusung kebebasan agama adalah menebarkan berbagai kebimbangan
kepada pemeluk agama. Target mereka, umat Islam murtad atau
paling tidak bimbang, bingung, tidak taat dan tidak bangga dengan simbul-simbul
islam dan keislamaanya. Pada akhirnya akan muncul psikologi kejiwaan yang tidak
sensitif terhadap perbagai penodaan dan pelecehan terhadap agama. Sikap tolerir
yang berlebihan terhadap setiap penyimpangan agama, seperti membiarkan adanya
aliran-aliran sesat, nabi-nabi palsu bahkan tuahan-tuhan baru dengan atas nama
kebebasan agama dan HAM. Tentu, HAM yang mereka jadikan tuhan adalah HAM ala
barat, bukan HAM Indonesia apalagi HAM Islam. Di Barat orang boleh apa saja,
termasuk telanjang dan melakukan mesum di muka umum, selama tidak mengganggu
orang lain. Apa seperti itu kondisi yang dinginkan oleh bahwa Indonesia yang
mayoritas berpenduduk muslim ?.
Kita sebagai umat Islam secara tegas menolak terhadap
usaha-usaha kaum liberal dan meminta pemerintah Indonesia untuk lebih tegas
dalam mensikapi terhadap berbagai bentuk pelecehan dan penodaan terhadap agama.
Dan
bagi kaum muslim, untuk selalu berhati-hati dan waspada. Gunakanlah alat sensor
3M (melek moto, melek pikir dan melek
Ati). Jangan mudah tertipu dengan berbagai selogan dan propaganda yang
mengatasnamakan humanity (kemanusian) equality (kesamaan) freedom
(kebebasan), HAM dan lain sebagainya. Perlu disensor dengan 3M secara
ketat, karena dibalik selogan-selogan tersebut adalah para da`i neraka.
kenyataan ini yang kelihatannya terjadi dalam
kelompok liberal. Banyak diantara anggotanya adalah orang-orang yang mengaku
muslim dan memakahi nama Islam. Namun mereka dengan sengaja ingin mengahanjurkan
Islam dari dalam. Mereka rela menjadi martir untuk mengacak-acak dan melecehkan
islam, sebagaimana telah di agendakan oleh musuh-musuh Islam.
Mereka
adalah orang-orang munafik, yang dulu pada saat nabi masih hidup mereka selalu
membuat keonaran dan kegelisahan dalam tubuh umat muslim. Maka untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap mereka, banyak ayat-ayat al-Qur`an turun menjelaskan sifat
dan karakter mereka, bahkan Allah menurunkan sebuah surat lengkap yang benama
AL-munafiqun. Dalam sebuah hadis yang diriwayat oleh sahabat bernama Khudzaifah
Ibnu al-Yaman, bahwa suatu ketika ia bertanya kepada Rasulullah, “ Ya Rasulluah apakah setelah
kebaikan akan ada kejelekan?, Maka Rasulullah menjawab, “Akan ada sebuah
FITNAH yang mengkaburkan dan membingungkan, dibaliknya para DAI di depan pintu
neraka (untuk mencari pengikutnya). Maka Khudzaifah bertanya lagi, “ Ya
Rasulullah apa yang harus kami lakukan ketika itu? Rasulullah menjawab “Pelajarilah
al-Qur`an dan amalkanlah. (HR. Sunan Nasai, Ahmad).
Disamping itu perlu kita sadari bahwa, orang barat
yang diwakili kaum Yahudi dan Nashrani, bersama kroni-kroninya bekerja sama secara total baik secara
terang–terangan maupun sembunyi – sembunyi, berusaha terus menerus secara
sistematis dan terencana dari berbagai lini, untuk menghancurkan mentalitas
umat islam. Berbagai produk di ciptakan dari mulai bacaan anak- anak, majalah
porno, film porno bahakan melalui HP dan internet budanya buka-bukaan di obral
dan secara aman dengan mudah bisa di akses. Semua ini umat harus sadar, umat
harus bangun dari tidurnya, bahwa kita sedang dibidik, di incar untuk di
hancurkan dan jauhkan dari agama. Sebagiamana para pemimpin barat selalu
mengkampanyekan : دَمِّرُوا
اْلإِسْلاَمَ وَأَبِيْدُوا أَهْلَهُ Artinya, hanjurkan islam, jauhkan umatnya
dari agamanya, dan biarkan merka hidup tanpa peganagna agama. Mereka tidak akan
membunuh kita, mengusir kita, mengejar-ngejar kita, mengadu dompa kita, hanya
dengan satu syarat yaitu tinggalkan agama islam dan mengekorlah kapada mereka.
Oleh karena itu, untuk menghadapi semua itu, tidak ada
jalan lain untuk membentengi iman kita dan keluarga, kecuali dengan membelajari
al-Qur`an dan sunah Rasullah serta mengamalkannya dalam kehidupan kita
sehari-hari. Sehingga kita terselamkan dari kelompok orang yang
dimurkai oleh Allah dan sesat dari jalan kebenarea Allah.
Dalam ayat (صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ )
mengisyaratkan,
perlunya Kita memohon kepada Allah agar diberikan sebuah petunjuk tidak hanya
untuk mengetahui kebenaran, tetapi petunjuk untuk mampu menerima dan
melaksanakan petunjuk tersebut, sebagaimna Allah telah memberikan memberikan
kepada mereka. Karena tidak semua orang yang ditunjukkan kepada kebenaran,
mereka mampu menerima dan melaksankan petunjuk tersebut. Mereka hanya menjadikan
kebenran itu sebatas reverensi pemikiran dan pengalaman wacana. Sebagaimana
yang dilakukan oleh kaum SIPILIS.
Petunjuk semacam itu disebut oleh para ulama dengan hidayah taufiqi
(petunjuk yang sifatnya pertolongan Allah kepada hamba-Nya untuk mau menerima
dan melaksanakan petunjuk tersebut). Hidayah semacam
itu, tentu hanya Allah yang mampu memberikannya. Rasulullah sendiri hanya
sebatas sebagai penujuk kebenaran (hidayah irsyadi), bukan penentu
seseorang mendapatkan petunjuk atau tidak. Sebagaimana Allah jelaskan, “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya.”. (Qs. Al-Baqarah:272). Dan kalam-Nya: “Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Qs.
Al-Qoshos:56). Wallahu `alam bish-showab.
[1] - Lih: Tafsir al-Maraghi,
h. 1/24, Tafsir as-Sa`di, h.
1/26, At-Tafsir Al-Munir, Wahbah Zuhaili, Darul Fikr, Damaskus, 2003,
1/60.
[2] - Tafsir Ibnu Katsir h:
1/104.
[3] - Lih: Tafsir al-Qurthubi,
h. 1/192-195, al-Maraghi, h.
1/26, At-Tafsir Al-Munir, 1/49-50, At-Tahrir wat Tanwir:1/138-144.
[4] - Lih: At-Tafsir Al-Munir,
h. 1/70-71
[5] - Tafsir Ibnu Katsir, h.
1/136.
[6] - Nahwa
Tafsir maudhui` Li Suaril Qur`an, Muhammad al-Ghazali, h: 9.
Komentar
Posting Komentar