Tafsir Al-Fatihah (ayat 7) - TERLENGKAP

Dr. KH. Moh. Abdul Kholiq Hasan Lc.MA.M.Ed



1-     صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

 

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan dan memberikan contoh nyata dari bentuk jalan yang lurus dan jalan yang tidak lurus. Jalan lurus dijelaskan sebagai jalannya para nabi, para pendukung dan pembela risalah nabi, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Sebagaimana diterangkan dalam surah an-Nisa`:69

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا (69)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

 

Sedankan jalan orang yang tidak lurus adalah jalannya orang yang dimurkai dan mereka yang sesat. Lalu siapa yang dimaksud dengan (الْمَغْضُوبِ) orang yang dimurkahi? Dan orang yang (الضَّالِّينَ ) sesat? Banyak para ulama menerangkang bahwa yang dimaksud dengan mereka yang dimurkahi adalah kaum Yahudi. Sedang mereka yang sesat adalah kaum Nashrani. Kedua-duanya adalah contoh kaum yang dilaknat Allah dan mendapatkan siksaan yang pedih. Bedanya, yang pertama mewakili kelompok orang yang telah mengetahui kebenaran tetapi meninggalkannya tidak mau mengamalkannya. Sedangkan yang kedua adalah mewakili orang yang meninggalkan kebenaran karena kebodohannya dan kesesatannya. [1]


 

Intinya, mereka yang tidak mengikuti jalan kebenaran Islam, setelah datangnya agama Islam kepada mereka, mereka adalah orang-orang yang dimurkahi oleh Allah dan sesat. Apapun agamanya, kenyakinanya, kepercayaanya. Kekafiran adalah agama satu, sekalipun bermacam-macam bentuknya. Karena itu Allah menyebut mereka telah kafir dan kekal dalam neraka, apabila mereka mati dalam kondisi kafir. Sebagaimana Allah kalamkan, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Qs. Al-Baiyyinah: 6).

 

Maka tidak benar dan merupakan penyesatan yang nyata, apa yang dikampayekan para pengusung “agama prualisme”, yang menyakini bahwa semua agama adalah sama benar. Dengan alasan bahwa inti semua agama mengajak kepada kebaikan walaupun dengan cara yang berbeda. Namun semua menuju kepada satu muara. Bahkan ada beberapa orang yang mengaku dirinya sebagai muslim liberal, sengaja menyitir beberapa ayat al-Qur`an yang kemudian ditafsirkan sesuai hawa nafsu mereka. Tujuannya jelas untuk mendukung gerakan pruralisme agama yang mengganggap semua agama adalah sama. Mereka inilah musuh yang paling berbahanya karena mereka mengaku muslim dan mengunakan al-Qur`an dan sunnah sebagai senjata mereka. Ajakan atau keterangan bahwa semua agama adalah benar, dengan alasan apapun adalah merupakan penyesatan opini beragama yang bertujuan untuk mendangkalkan dan mengkaburkan keimanan dan keislaman seseorang muslim.

Perlu diketahui bahwa setelah musuh-musuh Islam tidak berhasil untuk menaklukkan keimanan orang Islam dengan kekuatan militer dan kekerasan, sekarang mereka menggunakan berbagai cara yang dianggap lebih halus dan tepat guna untuk menguasai umat Islam. Diantaranya adalah melalui apa yang dekenal dengan "perang saraf dan opini". Diantara opini yang sekarang gencar dibicarakan, didiskusikan dan dikampanyekan adalah apa yang dikenal dengan gerakan pruralisme agama yang mengganggap semua agama adalah sama benarnya. 

diantara ayat yang sering mereka gunakan sebagai dalil mereka adalah ayat 62 surat al-Baqoroh:

 إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)

Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) meereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah:62)

Sebelum kita terangkan tentanng maksud ayat ini, perlu diketahui dulu mengenahi sebab turunnya ayat. Karena dengan mengetahui sebab turunnya suatu ayat, makna ayat dapat dipahami dengan jelas dan benar. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan –yang intinya- bahwa sebab turunnya ayat ini adalah ketika shabat salman bertanya kepada rasulullah tentang nasib saudar-saudaranya yang meninggal sebelum Islam datang, padahal mereka juga telah melakukan berbagai amal kebaikan. Rasulullah menjawab bahwa mereka akan berda dalam api nereka. Mendengar jawaban tersebut salman sedih. Kemudian turunlah ayat ini yang menjelaskan bahwa mereka yang mati dalam kondisi beriman kepada Allah dan hari akhir maka mereka akan masuk surga.[2]

Dalam keterangan Ibnu Katsir secara ringkas menjelaskan, bahwa orang yahudi yang berpegang teguh dengan syariat nabi Musa sampai datangnya nabi Isa, dan pengikut syariat nabi Isa sampai datang nabi Muahammad, mereka akan masuk surge. Namun apabila setelah datangnya syariat Islam dan mereka tetap dalam kekufuran tidak menerima ajaran yang dibawa nabi Muhammad, maka mereka adalah termasuk penghuni neraka yang kekal (al-Baiyyinah:6).

Dengan demikian tidak benar apa yang dikatan oleh musuh Islam bahwa ayat 62 surat al-Baqarah adalah ayat yang melegalkan paham prularisme agama. Maka wajib bagi kita kaum mulimin untuk menolak prularisme dan harus menyakini satu-satunya agama yang benar (bukan paling benar) dan satu-satunya agama yang diridhoi dan diterima Allah adalah hanya Islam (Qs. Ali Imaran:85).

 

Perlu diketahui bahwa agenda besar dibalik apa yang dilakukan para pengusung kebebasan agama adalah menebarkan berbagai kebimbangan kepada pemeluk agama. Target mereka, umat Islam murtad atau paling tidak bimbang, bingung, tidak taat dan tidak bangga dengan simbul-simbul islam dan keislamaanya. Pada akhirnya akan muncul psikologi kejiwaan yang tidak sensitif terhadap perbagai penodaan dan pelecehan terhadap agama. Sikap tolerir yang berlebihan terhadap setiap penyimpangan agama, seperti membiarkan adanya aliran-aliran sesat, nabi-nabi palsu bahkan tuahan-tuhan baru dengan atas nama kebebasan agama dan HAM. Tentu, HAM yang mereka jadikan tuhan adalah HAM ala barat, bukan HAM Indonesia apalagi HAM Islam. Di Barat orang boleh apa saja, termasuk telanjang dan melakukan mesum di muka umum, selama tidak mengganggu orang lain. Apa seperti itu kondisi yang dinginkan oleh bahwa Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim ?.

Kita sebagai umat Islam secara tegas menolak terhadap usaha-usaha kaum liberal dan meminta pemerintah Indonesia untuk lebih tegas dalam mensikapi terhadap berbagai bentuk pelecehan dan penodaan terhadap agama. Dan bagi kaum muslim, untuk selalu berhati-hati dan waspada. Gunakanlah alat sensor  3M (melek moto, melek pikir dan melek Ati). Jangan mudah tertipu dengan berbagai selogan dan propaganda yang mengatasnamakan humanity (kemanusian) equality (kesamaan) freedom (kebebasan), HAM dan lain sebagainya. Perlu disensor dengan 3M secara ketat, karena dibalik selogan-selogan tersebut adalah para da`i neraka. kenyataan ini yang kelihatannya terjadi dalam kelompok liberal. Banyak diantara anggotanya adalah orang-orang yang mengaku muslim dan memakahi nama Islam. Namun mereka dengan sengaja ingin mengahanjurkan Islam dari dalam. Mereka rela menjadi martir untuk mengacak-acak dan melecehkan islam, sebagaimana telah di agendakan oleh musuh-musuh Islam.

Mereka adalah orang-orang munafik, yang dulu pada saat nabi masih hidup mereka selalu membuat keonaran dan kegelisahan dalam tubuh umat muslim. Maka untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap mereka, banyak ayat-ayat al-Qur`an turun menjelaskan sifat dan karakter mereka, bahkan Allah menurunkan sebuah surat lengkap yang benama AL-munafiqun. Dalam sebuah hadis yang diriwayat oleh sahabat bernama Khudzaifah Ibnu al-Yaman, bahwa suatu ketika ia bertanya kepada  Rasulullah, “ Ya Rasulluah apakah setelah kebaikan akan ada kejelekan?, Maka Rasulullah menjawab, “Akan ada sebuah FITNAH yang mengkaburkan dan membingungkan, dibaliknya para DAI di depan pintu neraka (untuk mencari pengikutnya). Maka Khudzaifah bertanya lagi, “ Ya Rasulullah apa yang harus kami lakukan ketika itu? Rasulullah menjawab “Pelajarilah al-Qur`an dan amalkanlah. (HR. Sunan Nasai, Ahmad).

Disamping itu perlu kita sadari bahwa, orang barat yang diwakili kaum Yahudi dan Nashrani, bersama kroni-kroninya bekerja sama secara total baik secara terang–terangan maupun sembunyi – sembunyi, berusaha terus menerus secara sistematis dan terencana dari berbagai lini, untuk menghancurkan mentalitas umat islam. Berbagai produk di ciptakan dari mulai bacaan anak- anak, majalah porno, film porno bahakan melalui HP dan internet budanya buka-bukaan di obral dan secara aman dengan mudah bisa di akses. Semua ini umat harus sadar, umat harus bangun dari tidurnya, bahwa kita sedang dibidik, di incar untuk di hancurkan dan jauhkan dari agama. Sebagiamana para pemimpin barat selalu mengkampanyekan : دَمِّرُوا اْلإِسْلاَمَ وَأَبِيْدُوا أَهْلَهُ  Artinya, hanjurkan islam, jauhkan umatnya dari agamanya, dan biarkan merka hidup tanpa peganagna agama. Mereka tidak akan membunuh kita, mengusir kita, mengejar-ngejar kita, mengadu dompa kita, hanya dengan satu syarat yaitu tinggalkan agama islam dan mengekorlah kapada mereka.

Oleh karena itu, untuk menghadapi semua itu, tidak ada jalan lain untuk membentengi iman kita dan keluarga, kecuali dengan membelajari al-Qur`an dan sunah Rasullah serta mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita terselamkan dari kelompok orang yang dimurkai oleh Allah dan sesat dari jalan kebenarea Allah.

 


 

Dalam ayat (صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ) mengisyaratkan, perlunya Kita memohon kepada Allah agar diberikan sebuah petunjuk tidak hanya untuk mengetahui kebenaran, tetapi petunjuk untuk mampu menerima dan melaksanakan petunjuk tersebut, sebagaimna Allah telah memberikan memberikan kepada mereka. Karena tidak semua orang yang ditunjukkan kepada kebenaran, mereka mampu menerima dan melaksankan petunjuk tersebut. Mereka hanya menjadikan kebenran itu sebatas reverensi pemikiran dan pengalaman wacana. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaum SIPILIS.

 

Petunjuk semacam itu disebut oleh para ulama dengan hidayah taufiqi (petunjuk yang sifatnya pertolongan Allah kepada hamba-Nya untuk mau menerima dan melaksanakan petunjuk tersebut). Hidayah semacam itu, tentu hanya Allah yang mampu memberikannya. Rasulullah sendiri hanya sebatas sebagai penujuk kebenaran (hidayah irsyadi), bukan penentu seseorang mendapatkan petunjuk atau tidak. Sebagaimana Allah jelaskan, “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.”. (Qs. Al-Baqarah:272). Dan kalam-Nya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Qs. Al-Qoshos:56). Wallahu `alam bish-showab.

 




[1] - Lih: Tafsir al-Maraghi, h. 1/24,  Tafsir as-Sa`di, h. 1/26, At-Tafsir Al-Munir, Wahbah Zuhaili, Darul Fikr, Damaskus, 2003, 1/60.

[2] - Tafsir Ibnu Katsir h: 1/104.

[3] - Lih: Tafsir al-Qurthubi, h. 1/192-195,  al-Maraghi, h. 1/26, At-Tafsir Al-Munir, 1/49-50, At-Tahrir wat Tanwir:1/138-144.

[4] - Lih: At-Tafsir Al-Munir, h. 1/70-71

[5] - Tafsir Ibnu Katsir, h. 1/136.

[6] - Nahwa Tafsir maudhui` Li Suaril Qur`an, Muhammad al-Ghazali, h: 9.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 31-32

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 20-21