Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Ketinggian Sastra Al-Qur`an

Oleh: Dr. Muh. Abdul Khaliq Hasan E l- Q udsy , MA. , M.Ed. Muqoddimah                 Al-Quranul karim sebagai suatu mukjizat yang terbesar bagi nabi Muhammad SAW., amat diagungkan oleh kaum musimin, karena fash a hah   serta ketinggian sastranya dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.                Fungsi utama diturunkan Al-Qur`an adalah sebagai petunjuk kehidupan manusia, sebuah petunjuk kehidupan yang mampu memberi kebahagia a n secara universal. Banyak ayat-ayat Al-Qur`an yang menegaskan fungsi utama ini. Di antaranya adalah surat A l-Baq a rah : 2 , yang artinya: “ K itab itu ( Al-Qur`an ) – adalah kitab- yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang berta k wa “. Dapat dia na logikan bahwa Al-Qur`an itu bagai sebuah katalog salah satu alat elektronik, sebagaimana dikatakan oleh Imam Sya`rawi - mufassir kontemporer Mesir - sesungguhnya seseorang tidak akan berhasil mengop e rasikan suatu alat elektronik, k

Urgensi Bahasa Arab Dan Pembelajarannya

oleh: Dr. Muh . Abdul Khaliq Hasan E l-Qudsy, MA. , Med . (Direktur Lubaba Center) Pendah uluan           Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi antar manusia untuk saling berinteraksi dan berhubungan dengan berbagai motivasi dan keperluan yang mereka miliki. Dengan bahasa, manusia dapat meng es kpresikan apa yang dirasakan dan diinginkan; seperti rasa cinta, sayang, dengki, berdoa, meminta, dll. Seseorang akan bisa memahami dan berinteraksi dengan baik, apabila mampu menguasai dan memahami bahasa yang digunakan oleh lawan bicaranya .           Sebuah komunikasi akan terjalin dengan baik, apabila didukung dengan adanya empat unsur yang merupakan pilar pokok sebuah komunikasi : 1-         Unsur pertama adalah: A l-Mursil (Sende r) ; yaitu orang yang mengirim sebuah obyek kepada kita. Sender ini bisa berupa ucapan yang kita dengar dari pembicara atau maklumat yang kita dapatkan dari seorang penulis melalui karyanya. 2-        Unsur kedua adalah: A l-Mutalaqqi (Receive r) ; yai

Al-Qur'an sebagai Lentera Kehidupan

Oleh: Dr. Hasan El-Qudsy, MA,.M.Ed. Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur`an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur`an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur`an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.  (QS. 42:52) Iftitah Al-Qur`an merupakan satu-satunya kitab di muka bumi ini yang mendapatkan  perhatian dari semua lapisan masyarakat. Sejak diturunkannya al-Qur`an kealam semesta ini, ia selalu memberikan cahaya kebenaran bagi yang mencarinya, meredamkan kegelisahan dan memberikan ketenangan bagi pemegangnya. Al-Qur`an yang kita baca, kita yakini sebagai firman-firman Allah, merupakan petunjuk dan lentera mengenai apa yang dikehendaki-Nya. Dialah yang menciptakan kita dan Dia pula yang menurunkan al-Qur`an. Maka apabila kita ingin perbuatan dan tingkah laku

Antara Haji "Mabrur" dan Haji "Mabur"

Oleh: Dr. Muhammad Khaliq Hasan el-Qudsy ( Kaprodi Studi Qur`an Pascasarjana STAIN Surakarta ) Suatu ketika seseorang datang dan berkat kepada Ibnu Umar r.a. : "Wahai Umar lihatlah orang-orang haji itu alangkah banyaknya” . Ibnu Umar menjawab : “Wahai fulan alangkah sedikitnya mereka ". (Ibnu Roja, Lathoiful Ma`arif, 331) Dialog singkat diatas memberikan gambaran realita nyata orang haji sekarang ini. Alangkah banyaknya peserta haji setiap tahun. Bahkan cenderung selalu ada peningkatan calon jamaah haji. Sehingga baru-baru ini dikabarkan terjadi pelebaran besar-besaran di area sekitar sa`i antara shofa dan marwa. Pelebaran ini ceritanya sampai mengusur bangunan-bangunan hotel sekitar Masjidil Haram. Termasuk "Pasar Seng", tempat langganan idola para haji Indonesia untuk menumpahkan uang belanjanya. Tahun ini para jamaah haji, bisa dipastikan tidak akan bisa lagi melihat orang berkerumun belanja di pasar tradisional yang menginternasional tersebut. Jumlah pes

Ingin Jadi Pelajar Idola? Siapa Takut?

Oleh: Dr. Moh Abdul Kholiq Hasan, MA.,M.Ed. Pendahuluan Usia muda adalah masa yang sangat ideal untuk bejalar, usia yang penuh enerjik dan produktifitas. Maka tidak mengherankan pada usia seperti ini kita dituntut untuk menjadi yang terbaik dari yang baik, karena kita harus sadar penuh bahwa kita adalah penerus perjuangan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, sangat wajar apabila usia muda seperti ini akan diminta pertanggung jawabannya di hari nanti. Sejarah telah membuktikan bagaimana seorang pemuda mampu membawa perubahan kehidupan masyarakatnya. Siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi`i, sekitar umur tujuh tahun ia telah mampu menghafal al-Qur’an, dan ketika menginjak usia mudanya ia telah mampu menjadi rujukan masyarakat Muhammad Al-Fatih, pada umur 18 tahun ia mampu menaklukkan ibu kota Romawi Timur Bizantium. Mush`ab bin Umair ketika menjadi dubes pertama Islam juga baru berumur 18-an tahun. 

Al-Qur'an sebagai Bekal Utama Para Da'i

Oleh: Dr. Hasan El-Qudsy, MA.,M.Ed. Sesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mumin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (QS. 17:9) Muqoddimah Dakwah merupakan aktifitas yang sangat mulia dan agung, ia merupakan warisan para nabi dan utusan Allah. Aktifitas berda'wah merupakan pekerjaan yang paling mulia setelah keimanan seseorang. Karena buah dari akitivitas ini adalah memberikan petunjuk kepada orang lain. Keagungan aktifitas da`wah ini sangat jelas dalam Islam, lebih dari satu ayat menerangkan tentang keagungan dan keistimewaan da`wah, di antara ayat tersebut adalah "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?' " (QS. 41:33).

Istiqomah Adalah Puncak Nilai Kefitrian Kita

Oleh: Dr. Hasan el-Qudsy. MA.,M.Ed. Muqoddimah Sudah menjadi tradisi bagi orang Islam Indonesia dalam setiap tahunnya selepas puasa bulan ramadhan untuk mengadakan acara halal-bihalal. Konon, acara ini pertama kali digelar oleh bung Karno dan Cokroaminoto. Kedua tokoh inilah yang menjadikan acara halal-bihalal menjadi sebuah tradisi dalam masyarakat islam di Indonesia. Hari lebaran bagi orang muslim Indonesia cenderung lebih identik dengan baju baru, makanan bermacam-macam, dan gegap-gempita sebuah pesta. Hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang dirasa oleh para sahabat nabi, mereka merasa sedih, menangis tersendu-sendu dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Mereka khawatir amalan mereka selama sebulan penuh tidak diterima oleh sang Kholiq. Mereka khawatir atas kalalaian yang terjadi, atau bahkan amalan-amalannya terselubungi oleh riya’, ingin dipuji orang atau kadar keikhlasanya masih begitu tipis. Dari Jabir, Nabi Muhammad saw bersabda, "Apabila tiba malam terakhir