Tazkiyyah 9: Rahasia Ucapan Salam dan Amin



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Rahasia Ucapan Salam dan Amin

Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy


Hadirin yang berbahagia,

Kita sebagai muslim dimuliakan Allah dengan beberapa hal. Di antaranya adalah ucapan salam antar sesama Muslim dan pembacaan “Aamiin” di belakang iman. Kedua hal ini ternyata menjadikan risau dan dengkinya musuh Allah kepada umat Islam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh `Aisyah, Rasulullah bersabda; “Tidaklah dengki orang-orang Yahudi kepada kalian (orang Islam), sedengki mereka terhadap ucapan salam dan pembacaan Amin di belakang imam”. (HR. Ahmad).

Jama`ah yang dimuliakan Allah,

Kenapa orang Yahudi begitu dengki kepada kita karena ucapan salam dan Amin? Hal itu karena ucapan salam dan Amin adalah do’a. Do’a yang dibaca dalam keseharian muslim. Lebih dari itu, dalam ucapan salam terkandung makna yang sungguh luar biasa. Di dalamnya ajaran menebarkan keselamatan dan kedamaian dalam masyarakat Islam. Sebuah ucapan yang menyuburkan rasa kasih sayang dan saling mencintai di antara sesama kaum muslimin. Dari rasa kasih sayang itu akan muncul rasa kebersamaan dan persatuan umat. Juga dapat memupuk keimanan yang menjadi seseorang masuk surga. 

Rasulullah bersabda, “Tidaklah kamu akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan tidaklah kamu beriman sehingga kamu saling mencintai. Tidaklah kamu mau kutunjukkan kepada sesuatu yang apabila kamu lakukan kamu akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu". (HR. Muslim). Tentu kandungan makna ucapan salam semacam itu, sangat ditakutkan oleh musuh-musuh Islam. Oleh karenanya mereka berusaha terus menerus bagaimana agar umat Islam, dimulai dari para pemudanya tidak lagi femilier atau bahkan merasa malu, merasa ketinggalan zaman ketika mengucapkan salam. Muncullah kata-kata sapaan yang jauh dari pada Islam seperti: “Selamat pagi!”, “Good morning!”, “Hai bro”, “Salam sukses” dan lain sebagainya yang semuanya jauh dari ajaran Rasulullah saw.

Pembaca yang berbahagia,

Agar ucapan salam yang kita ucapkan ini membawa berkah, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan. Di antaranya adalah (lih:Syaikh Bin Baz, Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari):  

1-   Mengucapkan ucapan salam sesuai sunnah Rasulullah saw, “Assalaamu alaikum” atau ditambah “Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (HR. Abu Daud).

2-   Mengucapkan salam tiga kali jika khalayak banyak jumlahnya (HR. Al-Bukhari).

3-   Disunnatkan memberi salam kepada orang yang kamu kenal ataupun yang tidak kamu kenal (HR. Bukhari Muslim).

4-   Orang yang mengendarai kendaraan memberikan salam kepada orang yang berjalan kaki, dan orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, orang yang sedikit kepada yang banyak, dan orang yang lebih muda kepada yang lebih tua. (HR. Bukhari Musmlim). 

5-   Disunnatkan keras ketika memberi salam dan demikian pula menjawabnya, kecuali jika di sekitarnya ada orang-orang yang sedang tidur.(HR. Muslim).

6-   Memberikan salam di waktu masuk ke suatu majlis dan ketika akan meninggalkannya. (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al-Albani). 

7-   Disunnatkan memberi salam di saat masuk ke suatu rumah sekalipun rumah itu kosong (An-Nur: 61). Maka hendaklah ia mengucapkan: Assalamu `alaina wa `ala `ibadillahis shalihin” (HR. Bukhari, dan disahihkan oleh Al-Albani).

8-   Tidak memulai memberikan salam kepada Ahlu Kitab. (HR. Muslim). Dan apabila mereka yang memberi salam maka kita jawab dengan mengucapkan “wa `alaikum” saja, karena sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: “Apabila Ahlu Kitab memberi salam kepada kamu, maka jawablah: wa `alaikum”.(HR. Bukhari Muslim). 

9-   Disunnatkan menjawab salam orang yang menyampaikan salam lewat orang lain dan kepada yang dititipinya. Pada suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu berkata: Sesungguhnya ayahku menyampaikan salam untukmu. Maka Nabi menjawab : “`alaika wa `ala abikas salam”.

Kaum Muslim yang dirahmati Allah,

Demikian beberapa hikmah dan adab dalam bersalam. Adapun kenapa orang Yahudi dengki dengan ucapan “amin” di belakang imam. Karena hal itu menunjukkan persatuan umat dan kepatuhan umat Islam kepada pemimpinnya. Tentu makna semacam itu, musuh-musuh Islam sangat takut apabila benar-benar teramalkan dalam kehidupan umat Islam. Mereka tidak mau umat Islam bangkit bersatu dibawah seorang pemimpin yang ditaati.

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194