Panggilan itu Bernama Haji


      Dr. KH. Moh. Abdul Kholiq Hasan Lc.MA.M.Ed




    Ibadah haji merupakan salah satu syariah yang sudah cukup lama dilaksanakan sebelum Islam menyebar dijazirah Arabiah. Jauh sebelum Islam datang, orang arab jahiliyyah pun secara turun-temurun melaksanakan tradiri haji. Adalah nabi Ibrahim orang yang pertama kali mempoklamirkan ibadah haji atas perintah Allah. Karena itu, seseorang yang menunaikan ibadah haji pada dasarnya adalah untuk memenuhi panggilan Allah lewat seruan nabi Ibrahim `alihis salam. Dalam surah al-Hajj:27, Allah menjelaskan, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. 

    Seruan pada ayat diatas secara umum ditujukan kepada seluruh manusia. Namun kenyataannya yang mau memenuhi penggilan itu hanyalah orang mukmin. Tercukupinya fasilitas dan harta kekayaan, belum tentu mampu menyadarkan manusia untuk memenuhi panggilan haji. Banyak kita temukan disekitar kita, seorang yang mengaku muslim, kaya dan berkecukupan, namun dengan berbagai alasan tentap enggan menunaikan ibadah haji. Disisi lain, tidak jarang kita temukan, seseorang yang hanya berpenghasilan pas-pasan, gaji yang tidak menentu, dengan penuh semangat berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi panggilan haji ke tanah suci. Sekalipun harus menjual semua apa yang dimilikinya. Keimanan yang membara dan kecintaan untuk menyempurnakan rukun Islam, menjadikan semua langkahnya ringan dan penuh kepercayaan. Sekalipun orang lain mungkin melihatnya dengan pandangan lain. Begitulah sikap manusia dalam merespon panggilan haji yang dikomandangkan oleh nabi Ibrahim. Namun bekal apa yang harus dipersiapkan agar dapat memenuhi panggilan Ibrahim dengan benar?

BERSAMBUNG  . . .



VIDEO DARI elQi TV:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 31-32

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 20-21