Tazkiyyah 7: Memberantas Kebodohan Umat
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Memberantas Kebodohan Umat
Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy
Jama`ah yang
dimuliakan Allah,
Islam hadir sejak awal untuk
memberantas kebodohan dan kejahiliyahan manusia. Wahyu pertama kali turun
adalah perintah untuk membaca. Perintah semacam ini tidak akan pernah ditemukan
dalam kitab suci apapun. Perintah ini memberikan makna yang kuat kepada umat Islam
agar selalu menjadi umat yang mampu membaca. Membaca apa saja, tetapi dengan
berlandaskan kepada nama Allah. Sehingga proses keilmuan itu tidak lepas dari
nilai-nilai spiritual. Dari bacaan yang benar akan diperoleh informasi yang
dapat memberikan kemajuan bagi kehidupan manusia.
Selain itu, Islam selalu
menganjurkan kepada umatnya untuk terus belajar. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat.
Tidak ada nabi lain yang begitu besar perhatian kepada kewajiban menuntut ilmu
sedetail Nabi Muhammad Saw. Maka tidak mengherankan, jika sejarah mencatat pada
masa keemasan peradaban Islam, umat Islam telah mampu memegang peradaban
penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu
didominasi para ulama Islam. Menyebar mulai kota Madinah, Baghdad, Kairo sampai
Spanyol dan Cordova di benua Eropa. Berbagai perguruan tinggi dibangun untuk
memperkuat pembelajaran dan penelitian keilmuan. Pada masa itu, dunia eropa
masih dipenuhi dengan kegelapan dan tidak ada satupun perguruan tinggi
didirikan.
Tugas kita sekarang adalah
mengembalikan kejayaan tersebut. Dengan kembali memupuk semangat belajar, penelitian
dan pengembangan keilmuan yang berdasarkan kepada nilai-nilai al-Qur`an
as-Sunnah. Karena tanpa nilai tersebut, ilmu tidak akan mampu membuat
kesejahteraan dan kebahagian umat manusia, akan kering seperti yang terjadi
sekarang.
Hadirin yang berbahagia,
Memberantas kebodohan bukan
berarti hanya dalam masalah ilmu pengetahuan. Jauh lebih penting dari itu semua
adalah memberantas kehidupan umat dari kebodohan memahami dan mengamalkan
ajaran agama yang benar. Realita di lapangan banyak kita temukan orang yang
sudah terpelajar tinggi bahkan bergelar doktor, tapi sayang ia sangat awam
dalam masalah ilmu agama.
Tidak sedikit dari mereka yang
tidak tahu bagaimana caranya bersuci, shalat dan berpuasa dengan benar.
Melakukan haji pun hanya sekedar mengejar kepantasan yang jauh dari ajaran
Rasulullah saw. Bahkan banyak kita temukan para ilmuwan ini yang mengaku Islam
tidak dapat membaca al-Qur`an secara benar. Tentu kondisi semacam itu sangat
menyedihkan dan sekaligus tantangan bagi kita semua untuk memberantas kebodohan
keagamaan. Karena jika hal ini dibiarkan tanpa ada usaha untuk memberantasnya,
pasti akan menimbulkan berbagai kerusakan yang dahsyat dalam kehidupan beragama
dan masyarakat baik di dunia maupun di akherat.
Seseorang yang tidak tahu
bagaimana cara bersuci dengar banar secara Islam, dapat dipastikan seluruh
ibadahnya tidak akan diterima. Rajin beribadah, namun tidak tahu cara
pelaksanaannya dengan benar tentu akan tertolak dan sia-sia belaka. Orang
yang tahu bahwa agama Islam hanya berisi ritual keagamaan, tentu akan selalu menaruh
curiga tentang pengamalan Islam secara kaffah. Mereka yang mengaku Islam
namun dangkal tentang ke-Islaman, akan selalu menjadi alat untuk memecah-belah
umat, mengadu umat, dan meletakkan kondisi perjuangan umat dalam kepentingan
sesaat.
Kaum Muslim yang dirahmati Allah,
Kondisi semacam itu sekarang ini
menjadi fenomena umum masyarakat kita. Banyak mereka mengaku beragama Islam,
tetapi mereka bodoh dengan agamanya. Akhirnya mereka memusuhi agamanya sendiri
karena kebodohannya. Maka benar apa yang dikatakan oleh para ulama, bahwa
kemajuan Islam itu akan dihalangi oleh orang Islam sendiri. Sebagian umat Islam
akan menjadi penghalang bagi kemajuan umat Islam.
Kondisi semacam itu akan beda,
jika umat Islam mau belajar dengan benar, sungguh-sungguh dalam usahanya
menghilangkan kebodohan dari agamanya. Allah berkalam, “Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (Az-Zimar:9). Untuk merubah kondisi semacam itu adalah menjadi
kewajiban kita semua. Sesuai dengan kondisi kita masing-masing.
http://mkitasolo.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar