Karakter Kehidupan Dunia
Ayat-ayat al-Qur`an banyak sekali menjelaskan berbagai karakter kehidupan dunia. Menurut Ahzami Sami`un (2005) karakter kehidupan dunia dalam al-Qur`an dapat disimpulkan sebagai berikut:
a- Sendagurau dan Permainan.
Allah SWT. berfirman,
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ
لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
Tidakkah kamu memahaminya? "(QS. 6: 32).
Kehidupan dunia ini
apabila tidak dilandasi sebuah keimanan, tidak lebih dari sekedar sendagurau
dan permainan belaka. Sebagaimana permainan, ia tidak mendatangkan manfaat dan
hanya memalingkan aktivitas dari kerja keras kepada kesenagan belaka. Kehidupan
yang demikian itu, tidak jauh seperti permainan anak-anak kecil dan sendagurau
yang hanya dalam masa tertentu dan segera hilang tanpa memberi bekas yang
berarti.
Dalam redaksi al-Qur`an, biasanya kata al-la`b (permainan) disebut terlebih dahulu dari pada al-lahwu (senda gurau). Ini sebabnya karena permainan itu terjadi pada masa kanak-kanak, sedangkan sendagurau itu biasanya dilakukan ketika orang sudah dewasa. Dan karena masa kanak-kanak lebih dahulu dari pada masa dewasa. Semua ini menunjukkan bahwa kehidupan dunia itu sementara. Sedangkan kehidupan akhirat, sebagaimana disebut dalam ayat diatas (الْحَيَوَانُ) artinya kehidupan yang hakiki (Abus Sa`uud, 7/47)
b- Dunia Sebagai Hiasan (az-zinah)
Allah SWT. berfirman,
إِنَّا جَعَلْنَا
مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
"Sesungguhnya
kami Telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya ".(QS.18:7).
Kehebatan dunia tidak melebihi kehebatan perhiasan. Ia tidak ada artinya
dan hina jika dibandingkan dengan kehidupan akherat. Sebagaimana hiasan yang
mampu memoles pemakainya. Hiasan ini suka menipu pandangan mata, sehingga
seakan-akan orang yang memakainya itu elok nan cantik. Namun apabila perhiasan
itu dilepas, maka kelihatanlah bentuk asli dari orang tersebut. Begitu pula dunia
yang hanya menyilaukan pandangan bagi orang yang bisa ia tipu. Maka ketika ia
telah meninggal dan berada diakhirat, ia baru sadar wajah asli dari dunia yang
dulu ia puja-puja ternyata menipu belaka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
nabi Muhammad SAW, ketika manusia telah meninggal akan berkata " Hartaku-hartaku.
Maka sesungguhnya ia mempunyai tiga macam harta, apa yang ia makan, maka telah
habis, apa yang ia pakai, maka telah hancur dan apa yang ia telah sedekahkan,
maka akan tetap. Selain itu semua, maka hartanya akan pergi dan sebagai
peninggalan bagi ahli warisnya (HR. Muslim). Seorang syair berkata, " Kamu
adalah budak harta yang kamu simpan, dan apa yang kamu sedekahkan adalah
hartamu sejati" (Abu Dzar Al-Qolmuni, Fafirru Ilallah).
Sebagaimana hiasan yang menjadi sarana untuk memperindah suatu pandangan,
begitu pula dunia ini adalah hanya sebatas sarana menuju akhirat, bukan tujuan
kehidupan. Harta, istri, keturunan, emas,
perak, binatang ternak dan lainnya, hanyalah sebuah perhiasan, bukan suatu
nilai (QS,3:14). Semuanya adalah saranan, bukan tujuan. Oleh karena itu manusia
jangan sampai tertipu dengan dunia, yang menjadi temapt ujian bagi seorang
hamba. Sebagaimana Allah katakan dalam ayat diatas, " agar kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya ".
Dengan demikian perbuatan amal soleh selama didunia ini yang nantinya
akan menajadi nilai yang hakiki bagi manusia diakherat kelak. Ia akan menjadi
tabungan abadi bersama pemiliknya sampai diakhirat. Allah berfirman, "Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal
lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan”.(QS.18:46).
c- Dunia Sebagai Tipu Danya (al-Ghurur)
Karakter lain dunia sebagaimana disebutkan al-Qur`an adalah sebagai tipu
daya. Banyak ayat al-Qur`an yang telah menjelaskan perihal tersebut.
Diantaranya firman Allah SWT:
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ.
" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung.
kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan
"(QS. 3:185).
Banyak manusia tertipu dengan gemerlapan dunia. ia akan selalu menyesal
pada saat sudah terlambat. Ayat diatas memberikan isyarat seperti itu. Baik
manusia yang beriman atau kafir, nanti diakherat sama-sama merasa menyesal. Penyesalan orang
kafir jelas, karena mereka nantinya akan mendaptkan siksaan yang pedih. Mereka
meyesal karena seluruh kekayaannya, anaknya, kolega-koleganya sesembahannya,
semua tidak ada manfaatnya untuk menghindarkan dari azab Allah. Bahkan mereka
nantinya saling menyalahkan dan saling menuntut satu sama lain.
Sebagaimana Allah SWT sebutkan dalam al-Qur`an, "Berkatalah
orang-orang yang Telah tetap hukuman atas mereka[masuk neraka]; "Ya Tuhan
kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami Telah menyesatkan
mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari
mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami".(QS.28:63)
Dan firman Allah SWT, " Dan orang-orang kafir berkata: "Ya
Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang Telah menyesatkan
kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di
bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang
hina". (QS. 41:29).
Orang-orang mukmin kelak diakhirat juga akan menyesal. Menyesal karena
setelah melihat dan merasakan betapa besarnya pahala dan balasan yang
diterimanya, mereka ingin seandainya bisa beramal lebih banyak lagi. Sehingga
mereka mendapatkan pahala dan balasan dari Allah yang lebih banyak dari apa
yang mereka sekarang dapatkan. Karena balasan nanti akan sesuai dengan kadar
amal yang mereka lakukan didunia. Allah berfirman, "Dan masing-masing
orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan
Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. 6:132).
Oleh karena itu, Allah SWT mengingatkan manusi agar jangan tertipu
dengan dunia. Semua kenikmatan dunia ini akan sirna, ketika seseorang telah merasakan
pahitnya kematian. Dan rialita yang ada tidak ada satupun didunia ini yang
mampu mengindar dari kematian, sang pengahncur segala kenikmatan (HR.
Turmudzi).
d- Dunia sebagai `aradh (harta benda)
Allah SWT. berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
إِذَا ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَى
إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
فَعِنْدَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ كَذَلِكَ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ
عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا.
Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka telitilah dan
janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu[orang
yang mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah]: "Kamu bukan seorang
mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda
kehidupan di dunia, Karena di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah
keadaan kamu dahulu lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka
telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.4:94)
Ayat diatas menegaskan
kepada kaum mukminin dan manusia secara umum, bahwa dunia itu tidak lebih dari `aradh
atau harta benda. Penyebutan dunia dengan `aradh menunjukan bahwa
harta benda tersebut sifatnya sementar dan tidaklah kekal (Ar-Razi, 11/5).
Kehidupan dunia akan silih berganti. Harta yang kita miliki sekarang, esok akan
dimiliki oleh orang lain, begitu pula selanjutnya. Oleh karena itu jangan
menghalalkan segala cara dalam memperolehnya. Tanpa ada usaha untuk
mengklarifikasi atau menanyakan sumber harta tersebut. Karena hanya mengejar
dunia yang fana' dan mengikuti hawa nafsu seseorang membunuh saudara seiman
tanpa ada landasan yang kuat. Perbuatan seperti ini sunguh tidak dibenarkan
oleh agama (az-Zamakhsyari,1/584)
Disebutkan dalam hadits,
"Ketika seorang mayyit dibawa ke kuburan maka akan mengikutinya tiga hal.
Dua hal akan pulang dan satu hal akan tetap bersamanya. Kedua hal tersebut
adalah harta dan keluarganya, sedangkan yang satunya adalah amal perbuatannya”.
(HR. Bukhori Muslim). Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam Turmudzi
bahwa kelak di akherat harta yang dimiliki seseorang akan dihisab dari mana ia
peroleh dan untuk apa harta tersebut digunakan.
Demikianlah karakter umum
dunia sebagaimana disebutkan dalam al-Qur`an. Dengan memahami dan menyadari
karakter kehidupan dunia seperti itu, kita akan terhindar dari tipu dayanya dan
rayuannya.
Pertanyaannya,
kenapa masih banyak orang tidak mempersiapkan hari esok yang sudah tentu
datang? Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya banyak faktor. Namun yang jelas
orang yang semacam itu cenderung tidak menyakini bahwa besuk ada kehidupan
setelah meninggal. Mereka beranggapan bahwa mati hidup itu hanya sekedar proses
alami yang akan dialami setiap makhluk hidup. Tidak harus ada keterkaitan
dengan adanya suatu alam kehidupan lain, selian kehidupan dunia ini.
Sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur`an, " Dan mereka berkata: "Kehidupan Ini
tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak
ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja
" ( QS. 45:24).
![]() |
Komentar
Posting Komentar