Hekikat Kehidupan Dunia

Dr. KH. Moh. Abdul Kholiq Hasan Lc.MA.M.Ed


                                                  

    Dunia Allah SWT. ciptakan begitu indah dan menawan. Berbagai kenikmatan dan kesenangan Allah curahkan kemuka bumi. Allah ciptkan semua isi bumi dan alam ini untuk kepentingan manusia (QS.2:29). Allah berfirman, " Sesungguhnya kami Telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. amat sedikitlah kamu bersyukur.(QS.7: 10). Tujunnya agar manusia menggunakanya dan memudahkannya untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah (QS.51:56). Namun, munusia yang dalam bahhasa arab disebut  " al-insan " kerena " katsrotu nisyanihi " banyak lupanya, maka manusia sering lupa atau bahkan terbuai dan terperdanya dengan kehidupan dunia yang sementara. 

    Presentasi manusia yang tertipu dan diperbudak dunia tentu lebih banyak. Mereka mengejar dengan berbagai cara dan menghalalkan segala untuk memperolehnya. Mereka tidak lagi mengimani adanya kehidupan selain dunia. Bahkan mereka lupa atau tidak tahu kalau pencipta dunia alam semesta ini adalah Allah (QS.27:61). Mereka selalu membanggakan dengan apa yang mereka peroleh, merasa mereka hidup selama-lamanya. Mereka tentunya telah tertipu, namun tidak tahu atau sadar kalau tertipu. Ini sungguh sangat ironis !.


 Kerendahan Dan Tipuan Dunia.

    Kata dunia berarti rendah dan bersifat sementara (Lisanul Arab, 14/271). Dengan demikian kehidupan dunia adalah kehidupan yang rendah dan sementara jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal dan tanpa ada akhirnya. Allah memberikan gambaran kepada kita tentang kehidupan dunia seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering dan mati.

    Allah berfirman, 'Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan ia laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berpikir.'' (QS 10: 24).

    Coba kita perhatikan penutup ayat diatas, " Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berpikir ". Ini artinya hanya orang yang mau berfikir, mau melihat sekitarnya dan sadar bahwa kehidupan dunia ini adalah sementara. Jangan sampai kita teperdaya oleh kehidupan dunia yang bersifat sementara. Bahkan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Tidak tahu lagi mana yang halal dan haram. Harta seakan segala-galanya. Orang yang demikian ini tidak akan mendapatkan apa-apa. Sebagaimana dialami oleh banyak caleg yang gagal masuk menjadi anggota legislatif. Mereka setres, bahkan ada yang gila dan bunuh diri, semua hartanya habis ludes, yang tersisa tinggal tagihan hutang yang setiap saat menghantuinya.

    Orang yang tertipu dengan dunia biasa tidak sadar bahwa dunia ini ada batasnya. Mereka mengira hidup mereka masih lama. Bahkan mereka berharap umur mereka diperpanjang sampai 1000 tahun. Harapan semacam ini ternyata merupakan salah satu karakter orang kafir (QS 2: 96). Padahal tanpa mereka sadari setiap tambahan hari atau bulan pada hitungan umurnya, pada hakekatnya jatah umurnya semakin pendek dan berkurang dari apa yang telah Allah tetapkan (QS. 39:42). Banyak orang yang suka menunda-nunda dalam melakukan kewajiban ibadah maupun bertaubat. Mereka berharap nanti suatu saat mereka bisa melakukannya. Tidak sedikit masyarakat kita yang teracuni sebuah bualan orang hedonis yang mengatakan, "Berpoya-poya ketika masih muda, berharta ketika tua, dan masuk surga ketika mati". Ini tentu tipuan dan bualan setan yang ingin menjauhkan manusia dari tuhannya. Dan menjerumuskan para generasi muda dalam sebuah kehidupan tanpa arah.

    Sahabat yang mulia, Jabir bin Abdullah, mengabarkan bahwa Rasulullah pernah melewati sebuah pasar hingga kemudian banyak orang yang mengelilinginya. Sesaat kemudian beliau melihat bangkai anak kambing yang cacat telinganya. Beliau mengambil dan memegang telinga kambing itu seraya bersabda, ''Siapa di antara kalian yang mau memiliki anak kambing ini dengan harga satu dirham.'' Para sahabat menjawab, ''Kami tidak mau anak kambing itu menjadi milik kami walau dengan harga murah, lagi pula apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?'' Kemudian Rasulullah berkata lagi, ''Apakah kalian suka anak kambing ini menjadi milik kalian?'' Mereka menjawab, ''Demi Allah, seandainya anak kambing ini hidup, maka ia cacat telinganya. Apalagi dalam keadaan mati.'' Mendengar pernyataan mereka, Nabi bersabda, ''Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada bangkai anak kambing ini untuk kalian.'' (HR. Muslim).

    Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar. Beliau berpesan, ''Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).'' Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain. ''Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu.'' (HR. Bukhori).

    Konon kisah mencerikan, bahwa ada seorang saudagar kaya raya. Perusahaannya yang bergerak dalam bisnis jasa angkutan trasnportasi maju sangat pesat. Puluhan truk dan bus setiap harinya menambah sesak brangkas uangnya. Tidak lama, berbagai jenis angkotan ia kuasai. Bahkan sudah merambah ke jasa kargo peSAWat udara dan kapal laut. Tentu semua ini menambah kehormatan dan kecintaan orang kepadanya. Semua kebutuhan keluarga dan anak-anaknya tercukupi bahkan berlebihan. 

    Namun, sayang nikmat yang begitu banyak dan melimpah tidak ia syukuri dengan benar. Bukannya rizki yang ia terima untuk haji dan beramal sholeh, malah sebaliknya untuk membuka bisnis majalah porno. Ini akibat bujukan salah satu temannya yang menawarinya bisnis tersebut. Selama tiga tahun perusahan yang ia miliki bertambah pesat, namun memasuki tahun ke empat, sapaan Allah sudah mulai menghampirinya. Pertama diawali jatuhnya peSAWat kargo yang ia miliki, semua barang dan awak peSAWat hangus terbakar, tiga bus tidak jelas diketahui sebabnya dibakar masa pendemo, anak sulungnya meninggal akibat over dosis narkoba. Ketika maraknya demo anti pornografi, kantor majalahnya hangus dibakar masa. Bahkan istrinya yang selama ini ia cintai dan ia percanyai untuk memegang hampir separuh saham perusahaanya, ternyata ketahuan selingkuh dengan salah satu anak buahnya. Waliyadzu billah!

    Seakan berbgai musibah silih berganti, bahkan karena sock akhirnya ia sakit parah. Dalam kondisi kritis, ia merasa bersalah dan sempat sadar bahwa dunia yang selama ini ia kejar dan seluruh tenaga, pikirannya ia kuras untuk mendapatkannya, ternyata tidak mambawa keberkahan dan kebahagiaan untuknya. Ia menyesal sekali ketika dipunjak kejayaannya dan punjak tenaganya, ia tidak melaksanakan haji dan memperbanyak amal ibadah. Yang ada sekarang hanya tinggal menunggu ajalnya.

    Begitulah penyesalan, selalu terlambat dan selalu terjadi setelah semuanya terjadi. Oleh karena itu Allah memperingatkan kepada orang mukmin lewat nabi Muhammad untuk tidak tertipu dengan keglamoran kehidupan ornag kafir didunia. Allah berfirman, " Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260] di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.(QS.3:196-197).

Dalam ayat lain Allah berfirman,

يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ.

" Hai Kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang  kekal."  (QS. 40 : 39 ).

 

    Dalam ayat ini Allah katakan bahwa dunia itu adalah (متاع) yang artinya adalah kesenangan. Karena kesenangan ini masih didunia, maka kesenagan ini adalah sementara. Dan ini sesuai dengan asal bentukan kata ini yaitu (م-ت-ا-ع). Kalau kita menggunakan pisau ilmu linguistiknya (fonologi), huruf (mim) tempat keluarnya (mahkroj) adalah antara dua bibir, (ta) adalah pertemuan antara ujung lidah dengan gigi atas, (alif) adalah diawal kerongkongan, sedangkan (`ain) adalah huruf terakhir yang ada di tenggorokan. Ini memberikan isyarat- wallhu `alam-, bahwa kenikmatan apapun didunia ini cepat hilang dan sirna, sebagaimana seseorang menikmati makanan. Selezat apapun makanan itu, apabila sudah melewati kerongkongan (tempat keluarnya huruf `ain), maka selesailah kelezatan makanan tersebut.

    Dengan demikian dunia itu dapat di analogikan seperti orang yang menikamati makanan, selezat apapun makanan tersebut tentu akan sirna rasaya ketika telah melewati kerongkongan. Maka tidak heran apabila al-Qur`an menyebutkan kedua benda yang sangat bernilai dan dikejar–kejar didunia ini yaitu emas dan perak, dengan sebutan adz-dzahab (الذَّهَبِ) dan al-fidhdhoh (الْفِضَّةِ) (QS. 3:14). Secara bahasa kata ( الذَّهَبِ) diambil dari adz-dzihaab yang artinya pergi. Sedangakan kata(الْفِضَّةِ ) dari asal kata infidhoodh yang artinya tercerai berai. Hal ini memberikan isyarat bahwa semua harta benda yang manusia miliki termasuk emas dan perak semuanya akan pergi dan sirna (al-Qurtubi, 4/32, al-i`jaz al-Iqtshodi, 24). Maka jelaslah sekiranya Allah mengatakan apabila kehidupan dunia itu adalah kenikmatan yang menipu (QS.3:185, 57:20), kenikmatan sementara (QS. 3:197. 4:77, 9:38, 16:117). Untuk lebih jelasnya, mari kita simak bersama dalam karakter dunia sebagai berikut.

Rasulullah SAW bersabda, " Seandainya keberadaan dunia disisi Allah menyamai (nilainya) sayap lalat, maka tidak ada satupun orang kafir yang diberi minum air.(HR. Tirmidzi) 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194