Fiqh dan Korelasi Surat An-Nas
- Fiqh Surat An-Naas
1- Surat
ini berbicara seputar perintah meminta perlindungan dan pertolongan kepada
Allah dari segala jenis gangguan, dari iblis dan para pengikutnya, baik dari
jin dan manusia. Yang mana mereka suka menggoda menusia dengan berbagai godaan
dan tipu muslihat.
2-
Dengan
membaca al-Mu`awwidzatain seseorang dengan izin Allah akan mendapatkan
jaminan perlindungan dari yang Maha Segala-galanya. Bukan sekedar perlindungan
dari sesame makhluq, tetapi perlinduangan dari yang menguasai semua makluq.
Karena itu surat ini sangat agung jika dapat dipahami dan diamalkan seseorang
secara benar. Karena bisa jadi ada sebagaian orang yang mengatakan, bahwa ia
telah membaca surat ini, namun hasilnya tidak ada. Apakah surat yang dibaca
sekarang ini tidak sama dengan yang dibaca Rasulullah saw dan para sahabat
ketika itu? Tentu jawabannya adalah tidak ada perbedaan antara surat yang
dibaca sekarang dengan yang diabaca Rasulullah saw dan para sahabat. Namun
perbedaannya adalah terletak pada orang yang membacanya, bukan ayat atau surat
al-Qur`annya.
3-
Surah
ini memberikan penjelasan bahwa bisikan negatif itu muncul dari dua sumber,
nafsu manusia dan rayuan setan. Gejolak dan dorongan nafsu tertolak dengan
tekat untuk tidak memperturuti, karena sebagaimana dikatan seorang syair “Nafsu
bagaikan bayi, jika Anda membiarkannya menyusu ia akan terus menyusu, dan jika
Anda bersikeras menyapihnya, dia akan menurut. Adapun bisikan setan, maka ia
akan tertolak dengan ingat Allah.[1]
4-
Kesenangan
manusia terletak pada melakukan kemaksiatan, sedang kesenangan setan terletak
dalam penyesatannya. Jadi saling diuntungkan.[2]
Karena itu apabila bertemu antara nafsu syawat manusia dengan bisikan setan,
yang terjadi adalah sebuah kehancuaran.
5-
Dan
untuk mengetahui apakah bisikan tersebut dari nafsu atau setan, sebagaian Ulama
menjelaskan, bahwa bisikan nafsu itu dapat diketahui dari kepuasan setalah
melakukan apa yang diinginkan nafsu. Berbeda dengan bisikan setan, yang setiap habis
manusia melakukan kemungkaran, setan akan terus membisiki lagi, agar manusia
melakukan kelancutan kemungkaran tersebut.
- Korelasi Antar Surah
1- Al-Quran dimulai dengan surat Al-Faatihah
yang diantara isinya ialah agar manusia memohon hidayat ke jalan yang lurus dan
memohon pertolongan dari Allah s.w.t. dan diakhiri dengan surat An-Naas yang
menganjurkan agar manusia memohon perlindungan kepada Allah dari segala
kejahatan agar tetap istiqomah dijala-Nya.
2- Diantara korelasi antara surah an-Naas
dengan al-Fatihah, sebagaimana disebutkan oleh Imam al-Alusi dalam tafsirnya
bahwa jumlah huruf yang tidak diulang-ulang dalam surah an-Naas dengan
al-Fatihah adalah sama yaitu 22 huruf.
3- Masih dalam tafsir al-Alusi, bahwa awal
al-Qur`an dimulai dengan huruf ba` (Bismillah yang terdapat dalam surah
al-Fatihah) dan diakhiri dengan huruf sin (wan-naas yang terdapat dalam
surah an-Naas) yang apabila kedua huruf tersebut digabung akan terbentuk kata
yang berbunyi BAS yang berarti cukup. Artinya, bahwa al-Quran yang
dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas adalah cukup
untuk menjadi petunjuk dan pegangan hidup bagi manusia. Sebagaimana Allah
kalamkan dalam al-Qur`an, “Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab”
(Qs. An-An`am: 38).[3]
Kalaupun pemahaman ini benar, tentu yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah
hukum-hukum umum yang telah semua Allah sebutkan dalam al-Qur`an. Wallahu
`alam bish showab.
[1] - Tafsir al-Misbah, Quraisy
Syihab, h. 15/644.
[2] - Nahwa Tafsir maudhui` Li
Suaril Qur`an, Muhammad al-Ghazali, h. 552.
[3] -Ruhul Ma`ani, al-Alusi, h.
23/196
Komentar
Posting Komentar