Tafsir Surah Al-Fatihah (ayat 1) - TERLENGKAP
Dr. KH. Moh. Abdul Kholiq Hasan Lc.MA.M.Ed
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2)
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّالِّينَ (7)
1-
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2-
Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
3-
Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
4-
Yang
menguasai di Hari Pembalasan.
5-
Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
6-
Tunjukilah
kami jalan yang lurus,
7- (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat.
A- Profil Surah al-Fatihah
1.
Surat ini disebut al-Faatihah
(Pembukaan), karena dengan surat inilah, al-Qur`an dibuka dan dimulai, baik
secara bacaan maupun tulisan. Disamping itu surah al-Faatihah ini bisa
juga disebut sebagai pembuka isi kandungan al-Qur`an. Dimana dalam surat al-Faatihah
isi kandungan al-Qur`an disebutkan secara global, lalu kemudian diperinci dan
dijelaskan dalam surat-surat berikutnya. Disebut juga dengan Ummul Quran (induk al-Qur`an)
atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab), karena dia merupakan induk dari
semua isi al-Qur`an atau intisari dari seluruh isi al-Qur`an. Dinamakan pula as-Sab'ul
matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca
berulang-ulang dalam sholat (HR. Turmudzi). Karena itu tidak sah ibadah sholat
kecuali dengan membacanya. Diantara nama-nama lainnya adalah al-Syaafiyyah
(penyembuh) al-Kafiyyah (Penyukup) al-Asas (pondasi atau dasar), al-Wafiyah,
ar-Ru`qyah, as-Sholah dan al-Hamd (Pujian), yang terakhir
ini diambil dari permulaan ayat "al-Hamdulillahi Rabbil `alamiin"[1].
2.
Surat
Al Faatihah diturunkan di Makkah. Menurut al-Shobuni hal tersebut
dikatakan secara ijma` (shofwah al-Tawasir).
3.
Surat
yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam
Al Quran.
4.
Turun
setelah surah al-Mudatstsir. Terdiri dari 7 ayat
bersama basmalah, 25 kata dan 113 haruf . [2]
5.
Surat al-Fatihah
sebagai pembuka al-Quran telah mengadung tujuan umum al-Qur`an, yang mencakup: Masalah
tauhid, baik Tauhid Rububiyyah (Ke Esaan Allah dalam menciptakan dan
memelihara alam seisinya) sebagaimana terkandung dalam (الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
), Tauhid Ilahiyyah (Ke Esaan
sebagai tuhan yang berhak untuk disembah sebagaimana terkandung dalam (إِيَّاكَ
نَعْبُدُ) dan Tauhid asma` dan sifat (Ke Esaan
Allah yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat agung, sebagaiamna terkandung
dalam (الْحَمْدُ). Masalah ibadah terkadung dalam ayat (إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ). Masalah akherat yang terdapat didalamnya
pahala dan siksaan (مَالِكِ يَوْمِ
الدِّينِ). Masalah kenabian dan jalan kebahagiaan
serta penolakan terhadap segala bentuk kesesatan (اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ). Masalah kisah orang-orang terdahulu yang
mengikuti petunjuk syariat yang Allah tentukan kepada mereka (صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ) dan kisah orang-orang
terdahulu yang telah sesat dari jalan kebenaran (غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ).[3]
B- Keutamaan Surah al-Faatihah
1-
Diriwayatkan dari
Abu Said Ibnu Mua`lla r.a, ia berkata, "Rasulullah SAW, telah bersabda
kepadaku, "Maukah kamu, aku beritahu tentang surah dalam al-Qur`an yang
paling agung, sebelum kamu keluar dari masjid? Rasulullah kemudian memegang
tanganku. Ketika kami hendak keluar dari masjid, aku berkata, Wahai Rasulullah
engkau telah mengatakan akan memberitahukanku tetang surah al-Qur`an yang
paling agung. Kemudian beliau membaca" al-Hamdulillahi Rabbil `alamiin"
(al-Fatihah:1) surat al-Fatihah adalah as-Sab'ul matsaany, dan
(miniature) al-Qur`an yang agung yang telah diberikan kepadaku". (HR.
al-Bukhori).
2-
Diriwayatkan oleh
Imam Amad, " Sesungguhnya Ubai bin Ka`b membaca surah al-Fatihah dihadapan
Rasulullah. Maka kemudian Rasulullah bersabda, "Demi jiwaku yang berada
dalam genggamannya, tidakalah diturunkan dalam Taurat, Injil, Zabur dan
al-Qur`an, yang menyerupainya (seperti surah al-Fatihah dalam keagungannya), ia
(al-Fatihah) adalah as-Sab'ul matsaany, dan (miniature) al-Qur`an yang
agung yang telah diberikan kepadaku". (HR.Ahamd dalam Musnadnya).
3-
Surat al-Fatihah
adalah satu-satunya surat yang langsung direspon dan dijawab oleh Allah swt
ketika seseorang membacanya dalam shalat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits
Qudsy, dari Abu Huroiroh r.a., bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
”Allah berkalam: ”Aku bagi shalat (dalam kandungan Al Fatihah) ini dua bagian,
setengah untukKu dan yang setengah untuk hambaKu, dan hamba-Ku berhak mendapat
apa yang ia pinta”, Hamba itu berkata: ”Alhamdulillahirobbilalamin”,
Sahut Allah: ”hambaKu memujiKu”, Hamba itu berkata: ”Arrohmannirrohiim”,
Sahut Allah: ”hambaKu menyanjungKu”, Hamba itu berkata: ”Maalikiyaumiddiin”,
Sahut Allah: ”hambaKu mengagungkan asma-KU” atau
menyahut dengan, ”HambaKU menyerahkan diri kepadaKu”, Hamba itu berkata: ”Iyyakana’budu
wa iyyakanastaiin”, Sahut Allah: ” Ini aku bagi antara Aku dan hambaKu, dan
hambaKu berhak mendapatkan apa yang ia pinta”, Hamba itu berkata: ”Ihdinashshirotol
mustaqiim. Shirotholladina anamta alaihim, Ghoiril mangdhubi alaihim
walaadhooliin”, Sahut Allah: ”Ini semua Aku karuniakan kepada hambaKu dan
hambaKu berhak mendapat apa yang ia pinta”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
4-
Surat Al-Fatihah merupakan surat terbaik. Ibnu
Jabir-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Aku tiba kepada
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- , sedang beliau mengalirkan air. Aku
berkata, “Assalamu alaika, wahai Rasulullah”. Maka beliau tak menjawab salamku
(sebanyak 3 X). Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berjalan,
sedang aku berada di belakangnya sampai beliau masuk ke kemahnya, dan aku masuk
ke masjid sambil duduk dalam keadaan bersedih. Maka keluarlah Rasulullah
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menemuiku, sedang beliau telah bersuci seraya
bersabda, “Alaikas salam wa rahmatullah (3 kali)”. Kemudian beliau bersabda,
“Wahai Abdullah bin Jabir, maukah kukabarkan kepadamu tentang sebaik-baik surat
di dalam Al-Qur’an”. Aku katakan, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda,
“Bacalah surat Alhamdulillahi Robbil alamin (yakni, Surat Al-Fatihah) sampai
engkau menyelesaikannya“. [HR. Ahmad). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh
Al-Arna’uth.
5-
Surah al-Fatihah adalah Surat Ruqyah (untuk pengobatan). Sebenarnya seluruh ayat al-Qur`an
dapat digunakan untuk meruqiyyah. Namun secara khusus surat al-Fatihah pernah
dipergunakan oleh para sahabat dalam meruqyah sebagian orang yang tergigit
kalajengking. Dengan berkat pertolongan Allah, orang yang digigit kalajengking
tersebut sembuh kala itu juga. Dikisahkan dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudriy
-radhiyallahu ‘anhu- ketika beliau berkata:
” Ada beberapa orang dari
kalangan sahabat Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pernah berangkat dalam
suatu perjalanan yang mereka lakukan sampai mereka singgah pada suatu
perkampungan Arab. Mereka pun meminta jamuan kepada mereka. Tapi mereka enggan
untuk menjamu mereka (para sahabat). Akhirnya, pemimpin suku itu digigit
kalajengking. Mereka (orang-orang kampung itu) telah mengusahakan segala
sesuatu untuknya. Namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Sebagian diantara
mereka berkata, “Bagaimana kalau kalian mendatangi rombongan (para sahabat)
yang telah singgah. Barangkali ada sesuatu (yakni, obat) diantara
mereka”.Orang-orang itu pun mendatangi para sahabat seraya berkata, “Wahai para
rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat, dan kami telah melakukan
segala usaha, tapi tidak memberikan manfaat kepadanya. Apakah ada sesuatu
(obat) pada seorang diantara kalian?” Sebagian sahabat berkata, “Ya, ada. Demi
Allah, sesungguhnya aku bisa me-ruqyah. Tapi demi Allah, kami telah meminta
jamuan kepada kalian, namun kalian tak mau menjamu kami. Maka aku pun tak mau
me-ruqyah kalian sampai kalian mau memberikan gaji kepada kami”. Merekapun
menyetujui para sahabat dengan gaji berupa beberapa ekor kambing. Lalu seorang
sahabat pergi (untuk me-ruqyah mereka) sambil memercikkan ludahnya kepada
pimpinan suku tersebut, dan membaca, “Alhamdulillah Robbil alamin (yakni,
Al-Fatihah)”. Seakan-akan orang itu terlepas dari ikatan. Maka mulailah ia
berjalan, dan sama sekali tak ada lagi penyakit padanya. Dia (Abu Sa’id)
berkata, “Mereka pun memberikan kepada para sahabat gaji yang telah mereka
sepakati. Sebagian sahabat berkata, “Silakan bagi (kambingnya)”. Yang me-ruqyah
berkata, “Janganlah kalian lakukan hal itu sampai kita mendatangi Nabi
-Shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu kita sebutkan kepada beliau tentang
sesuatu yang terjadi. Kemudian kita lihat, apa yang beliau perintahkan kepada
kita”. Mereka pun datang kepada Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
seraya menyebutkan hal itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, “Apa yang
memberitahukanmu bahwa Al-Fatihah adalah ruqyah?” Kemudian beliau bersabda
lagi, “Kalian telah benar, silakan (kambingnya) dibagi. Berikan aku bagian
bersama kalian”. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa“. [HR.
Al-Bukhoriy (2156), Muslim (2201)]. Al-Imam Ibnu Abi Jamroh-rahimahullah-
berkata, “Tempat memercikkan ludah ketika me-ruqyah adalah usai membaca Al-Qur’an
pada anggota badan yang dilalui oleh ludah”. [4]
6-
Al-Fatihah sebagai cahaya petunjuk bagi umat manusia.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits. Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhu-
berkata, “Tatkala Jibril duduk di sisi Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
, maka ia mendengarkan suara (seperti suara pintu saat terbuka) dari atasnya.
Maka ia (Jibril) mengangkat kepalanya seraya berkata, “Ini adalah pintu di
langit yang baru dibuka pada hari ini; belum pernah terbuka sama sekali,
kecuali pada hari ini”. Lalu turunlah dari pintu itu seorang malaikat seraya
Jibril berkata, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi; ia sama sekali belum
pernah turun, kecuali pada hari ini”. Malaikat itu pun memberi salam seraya
berkata, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu; belum pernah
diberikan kepada seorang nabi sebelummu, yaitu Fatihatul Kitab, dan ayat-ayat
penutup Surat Al-Baqoroh. Tidaklah engkau membaca sebuah huruf dari keduanya,
kecuali engkau akan diberi“. (HR. Muslim dan An-Nasa’i)
Demikianlah
beberapa keutamanaan surah al-Fatihah yang begitu amat agung. Maka pantas jika
para ulama menyebut bahwa kandungan surat al-Fatihah adalah inti dari pada
seluruh kandungan al-Qur`an. Imam Alusi menyebutkan dalam tafsirnya[5],
bahwa sudah
masyhur bahwa inti kitab-kitab terdahulu terletak dalam al-Qur`an dan inti
al-qur`an berada dalam al-fatihah.
C- Makna
dan Kandungan Surah al-Faatihah
1-
بسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Ayat
ini adalah ayat yang paling populer. Karena disamping menjadi ayat awal dari
surah al-Fatihah, ayat ini juga digunakan sebagai doa dalam memulai setiap
aktifitas yang mulia. Dalam hadits yang disebutkan oleh Imam as-Suyuthi dalam
bukunya Jamul Jawami`(15787), Rasulullah saw bersabda: bahwa أَقْطَعُ كُلُّ
أَمْرٍ ذِىْ بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
(Setiap
sesuatu yang peting tidak dimulai didalamnyua dengan membaca
“Bismillahirrahmanirrahim” maka terputus keberkahannya).
Dalam
al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang mengajarkan kepada kita untuk menyebut nama
Allah dalam menjalankan sebuah aktifitas. Diantaranya adalah ketika nabi Nuh
bersama uamatnya yang beriman naik kapal mereka memabaca (بِسْــمِ اللهِ). Sebagaiamana Allah sebutkan dalam surah
Hud:41.
(وَقَالَ
ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ
رَحِيمٌ)
“Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan
menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya
Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Begitu
pula ketika Nabi Sulaiman a.s mengirim surat kepada ratu Bilqis, dalam surat
tersebut terdapat tulisan (بِسْــمِ اللهِ ). Sebagaimana Allah terangkan dalam surah
an-Naml: 30. إِنَّهُ مِنْ
سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
. “Sesungguhnya
surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
Basmalah juga diperintahkan untuk Rasulullah saw, sebagaimana ketika turun ayat
pertama. Allah berkalam, "Bacalah dengan
(menyebut) nama Rabb-mu yang Menciptakan," (Al 'alaq: 1). Karena itu
menurut syaikh Mutawalli Sya`rawi dalam Tafsirnya,
bahwa sejak al-Qur`an diturun, diturunkan bersama Basmalah (penyebutan nama
Allah). hal ini terlihat dari wahyu kali pertama turun kepada Rasululalah
adalah perintah membaca nama Allah (اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”),
seperti hal kita sekarang ketika memulai membaca al-Qur`an juga
dengan Basmalah. Sehingga ada kesaam dengan apa yang dimulai oleh Allah dalam
wahyu dengan yang kita mulai. Yaitu dengan bacaan Basmalah (menyebut nama
Allah).[6]
Membaca
basmalah baik dengan sempurna seperti dalam ayat pertama surah al-Fatihah atau
hanya mencukupkan dengan membaca “Bismillah” (بِسْــمِ
اللهِ “Dengan menyebut nama Allah) merupakan bacaan dan ucapan yang
sangat agung. Dengan membacanya berbagai macam keberkahan dan kebaikan Allah
berikan kepada hambanya. Karena dengan membaca “Basmalah” seorang hamba telah
menyandarkan aktifitasnya dengan penuh kepasrahan memohon pertolongan kepada Allah
yang Maha Kasih Sayang kepada hambanya. Ia menyadari bahwa hanya Allah-lah yang
menciptakan dan memiliki seluruh alam semesta berserta isisnya. Dan hanya
Allah-lah yang mampu menolongnya dalam menyelelisaikan pekerjaannya. Dengan
membaca “Basmalah”, secara benar dan penuh kenyakinan, seorang hamba akan
mendapatkan perlindungan, keselamatan, kemudahan, kesuksesan, kebaikan,
keberkahan dan rida Allah swt.
Berikut
ini diantara keutamaan membaca basmalah:
- Membuat
setan menjadi kecil.
Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya meriwayatkan dari seseorang yang
dibonceng oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata,“Tunggangan
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tergelincir, maka aku katakan: ‘Celaka
setan.’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Janganlah engkau
mengucapkan celakalah setan.’ Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia
akan membesar dan berkata: ‘dengan kekuatanku, aku jatuhkan dia.’ Jika
engkau mengucapkan bismillah, maka ia akan menjadi kecil hingga seperti
seekor lalat.’”(HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
- Menyempurnakan
wudhu. Dalam
musnad Imam Ahmad dan juga dalam kitab Sunan dari riwayat Abu Huraira,
Sai’id bin Zaid dan Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhum. Secara marfu’,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidak sah wudhu
seseorang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala (mengucap basmalah)”
(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan al-Albani)
- Menjaga
anak dari gangguan setan. Berdasarkan hadist dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan
Shahih Muslim, dari Ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Seandainya salah seorang
dari kalian hendak mencampuri istrinya ia membaca : ‘Bismillah allahumma
janibnasy syaithaana wa janibisy syaithaana maa razaqtanaa (dengan
menyebut nama Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari
apa yang Engkau anugrahkan kepada kami),’ maka jika Allah menaqdirkan
lahirnya anak maka anak itu tidak akan diganggu oleh setan selamanya.”
- Menjauhkan
rumah dari setan.
Dari Jabir radhyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda,“Jika seseorang masuk kedalam rumahnya
lalu ia menyebut asma Allah Ta’ala saat ia masuk dan saat ia makan, maka
setan berkata kepada teman-temannya, ‘ tidak ada tempat bermalam bagi kalian
dan tidak ada makan malam.’ Dan jika ia masuk, tanpa menyebut asma Allah
Ta’ala saat hendak masuk rumahnya berkatalah syaithan: ‘kalian mendapatkan
tempat bermalam, dan apa bila dia tidak menyebut nama Allah ketika hendak
makan,maka setan berkata; kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan
malam.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Basmalah
menghalangi jin dan setan melihat aurat manusia. Rasulullah saw bersabda, “Dinding
(yang menghalangi) antara pandangan jin dan aurat anak Adam saat dia
memasuki kamar kecil adalah ucapan:
بِسْمِ اللهِ “ (HR. Ibnu
Majah, Turmudzi dan di Shahihkan al-Albani).
- Dalam
tafsir Ruhul Ma`ani fi Tafsiril Qur`anil `Adhim Wasab`il Matsani (1/1)
atau yang dikenal dengan tafsir al-Alusi karya imam Syihabuddin Mahmud
al-Alusi bahwa, Al-Allamah Abu Bakar at-Tusy menjelaskan tentang ijma`
ulama mengatakan basmalah ada dalam setiap kitab yang Allah telah
turunkan, dan Allah memulai seluruh kitabnya dengan basmalah. Dan masih
dalam kitab Ruhul Ma`ani, diterangkan bahwa sudah masyhur bahwa inti
kitab-kitab terdahulu terletak dalam al-Qur`an dan inti al-Qur`an berada
dalam al-Fatihah, sedang inti al-Fatihah berada dalam Bismilllah. Wallahu
`alam bish showab.
Melihat
berbagai keutamaan Basmalah yang begitu agung, para sahabat dan salafuna sholeh
tidak pernah meninggalkan bacaan basmalah dalam aktifitasnya. Ketika mereka
surat-menyurat pun memulai dengan menulis basmalah. Bahkan dikisahkan, bahwa
Ketika Khalid bin Walid radhiallahu anhu singgah pada sebuah tempat yang
bernama Al-Hirah, para shahabatnya mengingatkannya: “Hati-hatilah terhadap
racun, jangan sampai orang-orang ajam (non arab) memberikan kalian minum” maka
ia menjawab: Berikanlah minuman tersebut kepadaku”, lalu ia mengambilnya dan
berkata: “بِسْمِ اللهِ” kemudian ia
meminumnya tanpa ditimpa oleh mudharat apapun.[7]
Semua
itu menunjukkan bahwa membaca “Basmalah” dengan izin Allah, berbagai keberkahan
Allah akan berikan kepada hamba-Nya. Dan hanya Allah-lah yang memiliki
keberkahan. Sehingga tidak pantas manusia mencari keberkahan dari selain-Nya.
Dalam
bacaan “Basmalah”, mengajarkan kepada kita untuk selalu mengontrol aktifitas
kita agar sesuai dengan syariah. Penyebutan nama Allah diawal aktifitas, akan
mendorong kepada kita untuk melakukan aktifitas yang berupa kebenaran dan
kebaikan. Karena itu, tidak mungkin seorang penjahat ketika melakukan
kejahatanya mengawali dengan membaca “Basmalah”. Kalau seandaianya sempat
membaca basmalah, maka ia tentu akan menghentikan kejahatan tersebut. Karena ia
akan sadar bahwa penyebutan nama tersebut akan mengingatkan kepadanya tetang
ancaman hukuman yang akan diperolehnya kelak diakherat. Seorang pejabat,
apabila ia dalam setiap aktifitasnya memulai dengan memabaca Basmalah, tentu ia
tidak akan melakukan korupsi yang menyengsarakan rakyat. Karena ia tahu bahwa
perbuatan korupsi bertentangan dengan bacaan Basmalah. Karena bacaan basmalah
melarangnya untuk berbuat dholim, curang, memanipulasi, korupasi dan kejahatan
lainnya.
Demikian
pula, ketika seseorang memakan makanan dengan memulai membaca basmalah, maka ia
akan makan, makanan yang halal, tidak berlebihan, dan ia akan selalu mampu
bersyukur dengan menu lauk pauk apapun. Ia juga akan ingat terhadap nasib
kebanyakan saudaranya yang belum tentu menikamati makanan yang ia santap. Ia
tahu, bahwa tidak ada gunanya membaca
basmalah 1000X, apabila yang dimakan atau diminunya itu adalah dari
hasil harta yang tidak halal. Karena bacaan itu tidak akan mampu merobah status
keharaman apa yang dimakan dan diminunnya.
Dengan
kata lain, membaca “Basmalah” yang benar tidak hanya akan memberikan berbagai
kebekahan kepada yang membacanya, tetapi juga menjadi pengontrol untuk selalu
berbuat kebaikan dan kebenaran sesuia dengan aturan yang telah ditentukan oleh
nama yang ia sebut dalam bacaannya. Yaitu Allah yang maha kasih sayang kepada
hambanya yang taat kepada aturan-aturan-Nya. Apabila seorang muslim sadar
dengan makna “Basmalah” semacam ini, tentu ia akan lebih hati-hati dalam
hidupnya.
Disamping
“Basmalah” sebagai pengotrol diri, membaca basmalah juga memberikan keoptimisan
dalam hidup. Dengan membaca Basmalah, seseorang telah menyandarkan aktifitasnya
kepada Allah, dan barang siapa yang menyandarkan kepada Allah, maka Allah akan
menyukupinya. Sebagaimana Allah janjikan dalam kalam-Nya, “Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. (Qs. Ath-Tholaq:3).
Orang
yang membaca Basmalah dengan benar dan penuh kepercaan kepada Allah, akan
mendapatkan energi positif dan kekuatan dari Allah. Sehinga dengan izin Allah
aktifitas yang dilakukan akan terlaksana dengan baik, diberikan kemudahan dan
mendapatkan keberkahan . Bisa jadi, tanpa membaca Basmalah orang bisa sukses.
Sebagaiaman yang dilakukan oleh orang-orang ateis atau mereka yang menyebut
selian nama Allah. Namun yang jelas kesuksesan yang mereka peroleh hanya
sebatas dunia sangat terbatas dan lekas sirna. Berbeda dengan kesuksesan orang
yang memulai pekerjaannya dengan basmalah dan menutupnya dengan hamdalah. Tentu
kesuksesan yang diperoleh tidak hanya sebatas duniawi, tetapi mampu melampui
dunia terbatas menuju dunia tanpa batas, tidak terduga dan tidak terhingga,
dunia akherat yang semuanya menjadi kekal. Maka dengan membaca Basmalah
kesuksesan dunia dan akherat dapat diperoleh.[8]
[1] - Lih: al-Jami` li Ahkamil
Qur`an, al-Qurthubi, Tahqiq, Hisyam Syamir al-Bukhari, h. 1/111-113, Tafsir
al-Quranul Adhim, Ibnu Katsir, h. 1/9-10,
At-Tafsir al-Munir, Wahbah az-Zuhaili, 1991, h. 1/53-54.
[2] - Tafsir al-Quranul Adhim,
Ibnu Katsir, h.1/102.
[3] - Lih: Tafsir
al-Maraghi, Ahmad Mustafa al-Maraghi, h. 1/24, Tafsir Taisirul Karimir
Rahman, Abdur Rahman bin Nashir As-Sa`di, h. 1/26.
[4] - Lih: Tuhfah
Al-Ahwadziy Bi Syarhi Jami` Turmudzi, al-Mubarakfuri, h. 9/206.
[5] - Ruhul Ma`ani, al-Alusi h.
1/1
[6] - Tafsir Asy-Sya`rawi,
Mutawalli Sya`rawi, h. 1/1
[7] - Tahzibut Tahzib, Ibnu
Hajar, h. 3/107.
[8] - Tafsir Asy-Sya`rawi, Mutawali Sya`rawi, h. 1/5.
Komentar
Posting Komentar