Tazkiyyah 12: Cerdas Menurut Rasulullah Saw


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Cerdas Menurut Rasulullah Saw

Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy


Pembaca yang dirahmati Allah,
Ketika orang menyadari adanya kehidupan selain kehidupan dunia ini, ia tentu akan menyiapkan sebaik mungkin untuk bekal kehidupan kelak. Orang yang cerdas bukanlah orang yang memperoleh pangkat doktor atau profesor. Atau orang yang telah mempu menciptakan suatu teori supersulit atau insinyur yang mempu menciptakan mega proyek yang tak tertandingi. Tapi, orang sukses adalah mereka yang mampu menghitung-hitung amalnya untuk persiapan kehidupan setelah mati.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar: “Kami bersepuluh datang kepada Nabi SAW, ketika seorang Anshar berdiri dan bertanya: ‘Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia?’ Maka Rasulullah menjawab: ‘Mereka yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak mempersiapkan kematian. Merekalah orang yang paling cerdas. Mereka akan pergi dengan mendapatkan kehormatan dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR. Ibnu Majah).

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW. bersabda, ”Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya serta biasa beramal untuk bekal kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara dia berangan-angan kepada Allah”.  (HR. Ibnu Majah).


Hadirin yang berbahagia,

Jadi, orang yang cerdas adalah orang yang tahu bagaimana mempersiapkan mati. Mengingat mati atau mempersiapkan kematian yang dimaksud bukan hanya terkait dengan kain kafan, harta warisan, surat wasiat, atau lahan pekuburan. Manusia cerdas tentu lebih giat mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka tahu bagaimana merubah yang fana ini menjadi sesuatu yang kekal. Misalnya, bagaimana caranya harta yang fana ini bisa berubah menjadi kekal? Maka caranya adalah dengan mengeluarkan sebagian atau semuanya kalau memungkinkan dari harta itu untuk tabungan akhiratnya. Sebagai investasi di hari, di mana orang tidak lagi mampu mengiventasikan hartanya.

Orang cerdas selalu memikirkan tentang kematian. Karena kematian adalah sesuatu hal yang misterius yang hanya Allah saja yang tahu. Tinggal bagaimana diri kita dalam mempersiapkan diri ini untuk menghadapi kematian yang akan mendatangi kita.Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. 3:102)

Ia juga memikirkan saat dirinya dibangkitkan kembali di yaumul hisab atau hari perhitungan amal perbuatan selama di dunia. Sebagaimana dikabarkan Rasulullah SAW: “Tidak ada seorangpun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Ia pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan, maka ia tidak melihat kecuali neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari neraka meski dengan sebutir kurma.” (HR. Bukhori Muslim)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Orang-orang yang sadar dan tahu hakekat antara dunia dan akherat, akan merasa ringan ketika meninggalkan dunia dan tidak ada rasa takut untuk mati. Karena dengan perantaraan kematian manusia akan mendapatkan hakekat kehidupan, kekekalan, kenikmatan dan bertemu dengan penciptanya. Hal ini bukan berarti orang mukmin tidak takut mati, tetapi yang dimaksudkan adalah sebagaimana di ungkapkan para shahabat kepada Rasulullah, " Wahai Rasulullah semua kita tidak suka dengan kematian! Rasulullah menjawab, " Bukan itu maksudnya, tetapi ketika orang mukmin diperlihatkan kepadanya tetang sesuatu yang akan datang untuknya, ia senang untuk bertemu kepada Allah dan Allah pun senang bertemu dengannya. (HR. Bukhori).
Adapun orang-orang yang telah terperdaya dengan tipuan dunia, akan selalu takut untuk mati karena tidak ada bekal yang akan mereka bawa untuk ke akhirat. Ketika kematian mendatangi mereka dan diperlihatkan apa yang akan mereka peroleh nantinya "Mereka tidak suka untuk bertemu dengan Allah, maka Allah pun tidak suka bertemu dengnnya " (HR. Bukhori). 
Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah, agar dapat mempersiapkan pertemuan kita dengan-Nya, dengan persiapan terbaik. Amin.
http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194