Doa Senjata Orang Mukmin

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

MAJLIS KAJIAN INTERAKTIF TAFSIR AL-QUR`AN
(M-KITA) SURAKARTA




Allah berkalam, “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
Para pembaca setia di manapun berada,
Ayat yang baru kita baca tadi, terdapat dalam al-Qur`an juz ke 24, tepatnya pada surat al-Mukmin atau Ghofir pada ayat ke 60. Ayat tersebut secara tegas memerintahkan kepada kita untuk berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan mengancam bagi siapa saja yang meninggalkan doa dengan azab yang pedih.
Doa secara bahasa berasal dari kata da`a yad`u du`aan, yang berarti meminta atau memohon. Manurut Syaikh Ibnu Taimiyyah, makna doa dalam al-Qur`an tidak keluar dari dua makna, yaitu makna ibadah dan permohonan. Kedua makna tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dengan demikian, doa dapat dikatakan sebagai bentuk ketundukan dan kefakiran seorang hamba untuk memohon kepada Dzat Yang Maha Agung, agar dikabulkan segala kebaikan yang diinginkan dan diselamatkan dari berbagai hal yang tidak diinginkan.
Doa merupakan salah satu karunia terbesar yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para hamba-Nya. Dia-lah yang mengajari hamba-Nya bagaimana seorang hamba mengadu dan meminta kepada-Nya. Do`a adalah senjata, benteng, obat dan pintu segala kebaikan. Hanya orang bodoh dan sombong yang menyia-nyiakan doa. Padahal doa merupakan pantulan keluasan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para hamba-Nya. Bahkan doa mampu menolak takdir atas izin Allah. Maka pantaslah jika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam kepada orang yang enggan berdoa dengan azab pedih karena keengganan itu tidak lain adalah bentuk kesombongan kepada Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda."Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan memurkainya".(HR. Turmudzi).

Para pembaca yang budiman di manapun berada,
Agar doa-doa kita terkabulkan, ada syarat yang harus terpenuhi, yaitu dengan menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjahui apa yang menjadi larangan-Nya sebagaimana dijelaskan dalam  QS. Al-Baqarah: 186. 


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengabulkan doa orang yang makanan dan pakaiannya dari harta haram seperti harta hasil dari korupsi, riba, bunga bank dan manipulasi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Ada seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian, mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan.?" (HR.Muslim).
Di samping itu, dalam berdoa, kita tidak boleh tergesa-gesa dalam menunggu terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabdaAkan dikabulkan permintaan seseorang di antara kamu, selagi tidak tergesa-gesa, yaitu mengatakan : Saya telah berdoa tetapi belum dikabulkan".(HR. Bukhori Muslim).  
Dengan demikian, keikhlasan, kehadiran hati ketika berdoa, menghindari perbuatan dholim, menggunakan waktu-waktu mustajab; seperti sepertiga akhir malam, tatkala berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, selepas shalat fardhu, adalah pintu-pintu terkabulnya doa. Maka yakinlah bahwa doa-doa kita akan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (Ghafir : 60).
Berkaitan dengan ayat tersebut, Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam (Fathul Bari 11/95-96), mengatakan “Setiap orang yang berdoa pasti terkabulkan, tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu pemberian lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya".( HR. Tirmidzi).     
 

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، وهدانا وإياكم إلى صراط مستقيم، ونفعني وإياكم بالآيات والذكر الحكيم.
Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Kata kunci:
  • Apa itu doa
  • Kedudukan doa
  • Antara doa dan taqdir
  • Kapan akan dikabulkan

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194