Menghadapi Musibah


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


MAJLIS KAJIAN INTERAKTIF TAFSIR AL-QUR`AN
(M-KITA) SURAKARTA

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155)
Allah berfirman,Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Para pembaca di manapun berada,
Ayat yang baru kita baca di atas, terdapat dalam al-Qur`an juz ke 2, tepatnya pada surat al-Baqarah ayat ke 155. Ayat ini menjelaskan bahwa musibah adalah sesuatu yang mutlak akan dialami oleh manusia dalam menjalani kehidupannya.

Pengertian musibah secara mudah dapat diartikan segala sesuatu atau kondisi yang tidak menyenangkan bagi seseorang. Baik secara fisik maupun mental. Materi maupun non materi. Setiap musibah atau cobaan yang diterima manusia tidak lepas dari tiga kondisi.
Pertama, musibah sebagai sarana ujian untuk meningkatkan kualiatas keimanan seseorang. Seperti yang menimpa para utusan dan kekasih Allah.
Kedua, sebagai sarana peringatan dan intropeksi diri atas berbagai kelalaian dan kemaksiatan yang dilakukan seorang mukmin.
Dan ketiga, sebagai azab yang ditimpakan kepada orang kafir.
Seorang mukmin ketika tertimpa sebuah musibah, apapun bentuknya musibah itu, ia selalu mampu memandangnya dengan penuh keimanan. Sehingga yang ada baginya adalah sebuah kebaikan. Ia tetap bersyukur tidak mengeluh. Masih banyak kenikmatan yang perlu disyukuri, di antaranya adalah kenikmatan iman dan Islam.

Ia yakin semua kejadian atas kehendak dan kebijakan Allah. Ia tetap menjalankan kewajiban usaha sebagai manusia. Namun ia yakin di balik musibah pasti ada hikmahnya. Walaupun ketika itu ia belum menemukannya. Allah berfirman, "Boleh jadi kamu sangat tidak menyukai peristiwa yang menimpa diri kamu, padahal itu sangat baik sekali bagimu. Boleh jadi sesuatu itu yang sangat kamu sukai, padahal sesuatu itu yang sangat tidak baik bagi kamu. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui, kalian tidak tahu apa-apa" (al- Baqarah : 216).
Para pembaca yang budiman, dimanapun berada,
Dikisahkan, bahwa seorang tabi'in bernama Urwah bin Zubair, dia ditakdirkan Allah salah satu kakinya harus diamputasi. Untuk menghilangkan rasa sakit, ditawarkan kepadanya untuk meminum arak. Namun, dia menolak. Ketika selesai dipotong, dihadirkanlah kakinya kepadanya. Tidak terlihat darinya kesedihan, namun tiba-tiba Urwah menangis.

Orang yang menyaksikan sejak awal itu berkomentar: “Kami semula begitu merasa bangga dengan ketegaran Anda, lalu kenapa Anda kini menangis?” Beliau menjawab: “Demi Allah, hanya Allah yang Mahatahu, saya bukan menangis karena hilangnya satu kaki saya, yang hakikatnya milik Allah, tapi saya menangis karena kekhawatiran, apakah dengan kaki yang hanya tinggal satu ini saya masih bisa beribadah dengan sempurna kepada Allah?”
Siang hari dia menjalani operasi amputasi, malamnya salah satu dari tujuh orang anaknya meninggal dunia. Ketika berita duka ini disampaikan, beliau berkata, saya belum bisa bangkit dari tempat tidur ini, karenanya tolong urus jenazahnya. Sebelum dikuburkan dia meminta supaya jenazah anaknya diperlihatkan kepadanya.

Ketika jenazah putranya disodorkan kepadanya, ia pun memegang jenazah anaknya sambil mengusap kepalanya dan berdoa, “Ya Allah, Alhamdulillah, Engkau telah karuniai saya tujuh anak. Mudah-mudahan sebagai ayah mereka, sudah saya laksanakan kewajiban mendidik mereka di jalan yang Engkau ridhai. Ya Allah, sekarang Engkau ambil salah seorang di antara mereka, milik-Mu Ya Allah, bukan milikku. Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun, mudah-mudahan Engkau masih memberikan manfaat untuk 6 anak yang masih tersisa.
Demikianlah sikap setiap mukmin dalam menyikapi berbagai cobaan. Ucapan pertama yang meluncur adalah Innalillahi wa Inna Ilaihi rajiun, ”Kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.” Mengimani segala keputusan dan ketentuan yang telah terjadi adalah sikap yang berhak mendapatkan apresiasi dari Allah, sebagaimana dalam kalam-Nya, “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah:157). 

Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، وهدانا وإياكم إلى صراط مستقيم، ونفعني وإياكم بالآيات والذكر الحكيم.
Wassalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Kata kunci:
-       Apa itu musibah
-       Musibah terbesar adalah hilangnya iman dan islam.
-       Bagaimana mensikapinya
http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194