Tafsir Surat Ali-Imron: 144

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

MAJLIS KAJIAN INTERAKTIF TAFSIR AL-QUR`AN
(M-KITA) SURAKARTA


Allah berkalam:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ

Makna Umum dari ayat ini : 
Orang beriman itu akan terus melanjutkan dakwah yang dibawa oleh Rasulullah sas. meskipun beliau sudah meninggal. Mereka tidak boleh loyo, putus asa, pindah keyakinan atau murtad bila pemimpin mereka meninggal dunia. Kematian pemimpin seharusnya menjadi cambuk kuat untuk menegakkan risalah dakwah. Itulah yang dilakukan oleh para sahabat dan para ulama salaf. Mereka mempunyai prinsip mati satyu tumbuh seriru. Oleh karena itu, jika sampai terjadi kepindahan keyakinan, murtad keluar dari Islam, maka hal itu tidak akan merugikan Allah SWT. sama sekali. Karena Allah tidak butuh kepada hamba. Hamba-lah yang butuh kepada Allah. Sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam surah al-Fathir : 15 Hai manusia, kamulah yang berkehendak (butuh) kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. 
                                
Ayat ini memberikan isyarat bahwa psychis  kaum mukmin merasa sedih atas kematian Rasulullah SAW. Mengingat, mereka sangat begitu cinta dan sayang kepada Rasulnya, begitupula Rasulullah sangat sayang dan bangga kepada mereka. Kondisi semacam itu terasa mengagetkan dan memukul para shahabat. Anas r.a menggambarkan kondisi tersebut dengan mengatakan, bahwa ketika Rasulullah dating pertama kali ke kota Madinah, seakan semua alam semesta ikut menyambutnya dan memantulkan cahanya kebahagiaan, namun ketika Rasulullah meninggal, semua berubah menjadi gelap, hanyut dalam kesediahan ketika Rasulullah dipanggil kembali oleh Rabbnya. Sampai-sampai Umar r.a berkata akan memenggal kepala orang yang mengatakan bahwa Rasulullah telah wafat. Pernyataan semacam itu menunjukkan kecintaan Umar kepada Rasulullah, walaupun pada akhirnya Umar dan sahabat lainya sadar dan menerima kenyataan kematian Rasulullah, setelah Abu Bakar r.a membacakan ayat diatas (HR. Bukhari). 

Dalam kondisi semacam itu Allah SWT. kembali mengingatkan kepada segenap kaum muslimin untuk tidak terjebak dalam tipu daya syaitan yang selalu ingin memalingkan dari hidayah kebenaran. Maka, pantaslah ayat di atas ditutup dengan kalimat dan Kami (Allah) akan membalas orang-orang yang bersyukur. Salah satu tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada kaum muslimin bahwa dalam kondisi sedih dan susah pun kita bisa mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Karena setiap apa yang menjadi ketetapan Allah pasti akan membawa hikmah, baik kita temuan atau belum. Bagi mereka yang mampu selalu bersyabar dan mensyukuri, Allah akan membalasnya baik di dunia ataupun di akherat.

Penjelasan Ayat:
  1. Saat Rasulullah SAW. diisukan meninggal pada saat perang Uhud, sikap orang-orang munafiq berbeda dengan sikap orang-orang beriman. Orang-orang munafiq bersemangat untuk menyebarkan isu tersebut dan berusahangendon-ngendoni bagi orang beriman, isu tersebut mempertegas hakekat risalah dahwah. Dimana mati hidupnya sebuah dakwah tidak tergantung kepada pemimpin. Oleh karena itu mereka para mukmin sejati, tidak terpengaruh oleh isu-isu negative yang selalu disebarkan oleh musuh-musuh Islam dimanapun dan kapanpun. Mereka akan tetap teguh terhadap pendirian dan kebenaran yang mereka nyakini, dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi
  2. Yang dimaksud dengan mengharapkan syahadah, bukan berarti ingin dibunuh oleh musuh. Orang yang beranggapan demikian adalah salah besar. Para sahabat radhiyallahu anhum tidak pernah terbesit dalam benak mereka ingin terbunuh di tangan musuh. Yang ada adalah mereka berjuang membela dan menegakkan agama Allah, kalau nanti sampai meninggalfii sabilillah,itu merupakan kemuliaan dan ketetapan Allah. Disamping itu Syahadah tidak hanya ditemukan dalam medan perang. Shababat Khalid bin Walid dianggap mendapat syahadah meski meninggal di atas ranjang. Waktu beliau dimandikan, ada 80 bekas tombak di tubuhnya. Dalam hadits shahih disebutkan bahwaالجهاد ماض إلى يوم القيامة. Awalanال  yang terdapat dalam kata jihad adalah lil istighraq maksudnya adalah selamanya. Jadi jihad itu akan ada selamanya sampai kapanpun dan dimanapun.Tentu dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syariat. 
  3. Seorang mukmin tidak boleh menjadi penakut! Carilah kematian yang baik dan mulia! Yang jadi target kita adalah Allah Taala! Hati-hati dalam berjuang karena yang dinilai Allah adalah keistiqomahan kita sepanjang hidup ini. Tatalah niat! Untuk apa dan untuk siapa kita berdakwahdan berjihad? Apa supaya dapat banyak pengikut? Atau supaya terkenal? Ingat bahwa yang dinilai Allah adalah niat dan istiqamah kita. Makanya, hati-hati dalam berjuang!
  4. Dunia adalah fatamorgana. Makanya untuk menghadapinya dibutuhkan mata hati yaitu cahaya keimanan. Kalau mau melakukan sesuatu, pikir dan timbang dulu dengan keimanan apa akibatnya di akhirat nanti kalau melakukan hal demikian? Rasulullah bersabda: artinya orang yang cerdas itu adalah orang yang selalu instospeksi diri dan beramal untuk sesudah mati. Dan orang yang lemah adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah (HR. Turmudzi, hadits Hasan).
  5. Salah satu contoh berangan-angan atas Allah yaitu orang melakukan kemaksiatan dengan enaknya lalu berkata Nantikan pasti diampuni oleh Allah. Allah Maha Pengampun.Jangan hanya berangan-angan. Harus ada usaha yang nyata untuk  menggapai angan-angan tersebut.
  6. Ayat ini dibaca oleh Abu Bakar ra. saat Rasulullah meninggal. Orang-orang banyak yang nggak percaya kalau Rasulullah SAW udah meninggal. Para sahabat sangat mencintai beliau sehingga sampai nggak percaya dengan meninggalnya beliau. Cinta mereka diamalkan bukan hanya diucapkan. Kalo ngaku cinta Rasulullah, jangan hanya sekedar shalawatan. Tapi amalkan sunnah-sunnah beliau. Jangan hanya mengkaji sejarah tentang kepribadian beliau aja. Tapi juga pelajari tentang perbuatan-perbuatan beliau supaya bisa meniru perbuatan-perbuatan tersebut.
  7. Umar ra. Adalah termasuk orang yang tak percaya bahwa Rasulullah meninggal. Dia amat sedih. Sampai-sampai dia bilang kalau ada yang bilang bahwa Rasulullah meninggal, dia akan ku bunuh. Waktu Abu Bakar membacakan ini, Umar ra. gemetar, berkeringat, lalu pingsan (sebagaimana diceritakan oleh Said bin al-Musayyab). Inilah ciri-ciri orang-orang beriman. Begitu diingatkan dia langsung kembali. Kejiwaan mereka selalu tunduk pada Allah.
  8. Mengapa pemakaman Rasulullah SAW. agak terlambat? padahal Rasulullah sendiri memerintah untuk mempercepat pemakaman jenazah? Ada 3 alasan (Tafsir al-Munir, Wahbah Zuhaili 4/116 yaitu: (1) Muslimin waktu itu masih tak percaya Rasulullah sas. meninggal. (2) Muslimin waktu itu belum tahu dimana Rasulullah sas. akan dimakamkan sampai Abu Bakar ingat Rasul pernah bersabda bahwa seorang Nabi itu hendaknya dimakamkan di tempat beliau meninggal. Akhirnya Rasulullah dimakamkan di kamar Aisyah. Ini adalah kelebihan Aisyah. Maka jangan sampai menjelek-jelekkan Aisyah. (3) Muslimin waktu itu dihadapkan kepada 2 pilihan. Mana dulu antara menentukan pemimpin atau memakamkan jenazah Rasul? Akhirnya diputuskan menentukan pemimpin dulu sebab kalo nggak ada pemimpin siapa yang akan negimami shalat? Padahal itu amatlah penting. Maka diambil kaidah المصلحة العامة مقدم على المصلحةالخاصةbahwa 
  9.   فمن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيئاKalau Nabi Muhammad sas. meninggal dan kalian kembali pada kekafiran, maka kalian tak akan memadharati Allah sama sekali. Tak akan merugikan atau mempengaruhi Allah sedikit pun. Karena pada hakekatnya kitalah yang butuh Allah bukan Allah yang butuh pada kita. Kerugian akan kembali pada kita sendiri kalau kita nggak taat pada Allah.  
  10. Ayat ini ditutup dengan kalimat وسنجزي الشاكرين. Kenapa demikian? Ini untuk menunjukkan bahwa orang itu kalo dicoba oleh Allah, diberi kesusahan, tapi dia masih bisa bersyukur, mengingat kenikmatan-kenikmatan Allah yang masih diberikan kepadanya, maka Allah tak akan pernah melupakan dan menyia-nyiakannya. Allah akan membalasnya. Kita juga tahu bahwa sedikit sekali orang yang mau bersyukur. Kadang kita itu dapat kenikmatan aja lupa untuk bersyukur.
  11. Jangan sampai menyakiti hati orang yang meminta-minta. Karena jangan-jangan mereka benar-benar butuh lalu merasa dizhalimi, doanya akan dikabulkan oleh Allah.
  12. الشكر هو استخدام النعمة لاعظام المنعمartinya syukur adalah menggunakan nikmah itu untuk mengagungkan yang memberi nikmah yaitu Allah. Jadi orang dikatakan syukur bila dia sudah menggunakan kenikmatan yang Allah berikan dengan baik dan pada tempatnya. Gunakan untuk mendapatkan akhirat! Karena kita punya ghayah (puncak tertinggi), yaitu akhirat.
  13. Kita semua adalah dai. Di mana pun, kita harus berdakwah. Kita mulai dari keluarga kita. Makanya Rasulullah sas. diperintah oleh Allah untuk mengingatkan keluarga terdekat dahulu.
  14. Perjuangan Islam tidak akan berlanjut tanpa ada pengkaderan. Maka, kaderlah anak-anak kita! Tidak ada larangan belajar apapun asal punya landasan kuat kepada Al-Qur`an dan Hadits. Segala sesuatu itu tergantung bagaimana dia dididik. Ada yang mengatakan:   التربية ليس كل شيئ و لكن كل شيئ يأتي من التربية memang pendidikan bukan segalanya. Tapi segalanya bergantung pada pendidikan. Baik buruknya orang tergantung bagaimana dia dididik. 
* * *
http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

  1. Assalamu'alaikum.. Sebaiknya dituliskan pula arti ayat yang dibahas di bawahnya. Agar mudah dipahami. Jzklh khr

    BalasHapus
  2. Assalamulaikum ya DR. Min fadlik iitini raqmak wa raqm idris. Ma'akum fuad al makassari ash shini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194