Tazkiyyah 5: Mengusir Was-was



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Mengusir Penyakit Was-was

Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy



Jama`ah yang dirahmati Allah,

Dalam menjalankan ibadah ada di antara kita yang terkena penyakit was-was. Baik dalam menjalankan wudhu atau shalat. Bahkan siapapun bisa terkena godaan semacam itu. Akibatnya, banyak kebaikan dan kemuliaan yang hilang karena penyakit tersebut. Bahkan tidak jarang sampai mengganggu kejiwaannya. Bukan kesempurnaan atau kekhusyu`an yang didapatkan, melainkan kebimbangan dan keresahan hati setiap ingin menjalankan ibadah. Penyakit was-was semacam itu bisa jadi muncul karena dangkalnya ilmu seseorang atau kegamangan dalam menjalankan ilmu yang ia pelajari, sehingga setan dengan mudah untuk memain-mainkanya.

Hadirin yang berbahagia,

Perlu diketahui, dalam ibadah wudhu ada jenis setan khusus yang pekerjaannya fokus untuk menggoda orang-orang yang wudhu sehingga menjadi kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan “Al-Walhan”. Dimanakan demikian karena sesuai dengan profesinya yaitu mencipatakan  kebimbangan dan kebingungan dalam diri manusia ketika dalam berwudhu dan bersuci.(Sunan Ibnu Majah dengan ta`liq (komentar) Muhammad Fuad Abdul Bagi: 1/146). Rasulullah bersabda bersabda: “Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya.” (HR. Ibnu Majah, Turmudzi dan Ahmad)

Di antara bentuk-bentuk godaan yang dilancarkan oleh setan “Al-Walhan” terhadap orang yang wudhu adalah: 

1.      Ketika Niat Wudhu
Sebagian orang dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-ulang lafazh niat. Saking sibuknya mengulang, ada yang rela ketinggalan rakaat untuk mengeja niat. Niat memang harus dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan suatu akativitas. Akan tetapi, tidak ada secuil keteranganpun dari Nabi yang shahih menunjukkan sunnahnya melafazkan niat. 

2.      Asal-Asalan Ketika Wudhu
Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yang mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya: “Celakalah tumit dari neraka.” (HR Bukhari dan Muslim). 

3.      Boros Menggunakan Air
Timbullah asumsi bagi orang yang berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna pula wudhunya. 

4.      Ragu-Ragu (Was-Was) Ketika Berwudhu
Was-was adalah sebuah penyakit yang sengaja diciptakan oleh setan untuk membuat manusia selalu ragu-ragu. Banyak orang terlambat dari keutamaan takbiratul uula maupun shalat jama’ah secara umum, gara-gara ia ragu akan keabsahan wudhunya. 

Ada sebuah kisah, telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia bertanya: “Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?” Ibnu Uqail menjawab: “Bahkan kamu tidak lagi wajib shalat.” Ya, karena yang melakukan seperti itu adalah orang gila, sedangkan orang gila tidak terkena kewajiban apapun termasuk shalat. 
 
Pembaca yang berbahagia,

Di samping setan “Al-Walhan”, ada setan spesialis penggoda shalat, namanya “Kanzab”, Sabda Rasulullah Saw,“Itulah setan yang disebut dengan ‘Khanzab’, jika engkau merasakan kehadirannya maka bacalah ta’awudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali.” (HR. (HR. Muslim), Ahmad). 

Di antara serangan yang lancarkan oleh ‘Khanzab’ kepada orang yang sedang shalat adalah: 

Pertama: menyibukkannya untuk melafazhkan niat. Terkadang diiringi dengan gerakan
 aneh ketika takbiratul ihram. 

Kedua: ingat itu dan ini. 

Ketiga: ragu kentut atau tidak.

Keempat: Suka mencuri perhatian. 

Kelima: shalat secepat kilat. 

Padahal yang demikian itu dilarang Rasulullah Saw. Abu Hurairah berkata, “Rasulullah melarangku melakukan patukan seperti patukan ayam jantan” (maksudnya shalat secepat kilat). (HR. Ahmad). 

Hadirin yang dirahmati Allah,

Untuk mengusir penyakit was-was bisa dilakukan dengan mempelajari ilmu dengan benar, melawan bisikan setan dengan tidak menurutinya, tidak mau mengikuti permainannya, menyakini apa yang dilakukan sudah benar dan sah, menolak keraguan dengan kenyakinan dan meminta perlindungan pada Allah dari godaan syaitan.

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194