Ketinggian Sastra Al-Qur`an

Oleh: Dr. Muh. Abdul Khaliq Hasan El-Qudsy, MA. , M.Ed.


Muqoddimah

                Al-Quranul karim sebagai suatu mukjizat yang terbesar bagi nabi Muhammad SAW., amat diagungkan oleh kaum musimin, karena fashahah  serta ketinggian sastranya dan sebagai sumber petunjuk kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.               
Fungsi utama diturunkan Al-Qur`an adalah sebagai petunjuk kehidupan manusia, sebuah petunjuk kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan secara universal. Banyak ayat-ayat Al-Qur`an yang menegaskan fungsi utama ini. Di antaranya adalah surat Al-Baqarah: 2, yang artinya:Kitab itu (Al-Qur`an) – adalah kitab- yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa “.
Dapat dianalogikan bahwa Al-Qur`an itu bagai sebuah katalog salah satu alat elektronik, sebagaimana dikatakan oleh Imam Sya`rawi - mufassir kontemporer Mesir - sesungguhnya seseorang tidak akan berhasil mengoperasikan suatu alat elektronik, kecuali telah memahami dengan baik apa isi petunjuk katalog tersebut dan mampu menjalankannya sesuai petunjuk.
Begitu juga halnya dengan Al-Qur`an, Allah yang telah menciptakan manusia dan alam seisinya, tentu Maha Tahu dengan kemaslahatan manusia dan alam. Oleh karena itu, Allah menurunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk universal bagi manusia untuk mengatur semua kehidupan di dunia ini. Ketika seseorang menginginkan sebuah kehidupan yang penuh berkah, masyarakat yang penuh pengertian, pemerintahan yang penuh keadilan dan kewibawaan, maka jawabannya adalah dengan mempelajari dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur`an. Ketika Al-Qur`an itu mampu dipahami dan dipraktekkan dengan benar dan secara universal, maka permasalahan yang muncul pada diri seseorang, masyarakat dan kehidupan kenegaraan, tentu dapat diatasi.

Mukjizat Terbesar

            Mukjizat artinya sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa dibuat oleh manusia, karena hal itu di luar kemampuannya. Mukjizat ini hanya diberikan kepada para nabi untuk memperkuat kenabian dan kerasulannya.
                Sebagaimana para rasul sebelumnya, Nabi Muhammad SAW. diberikan beberapa mukjizat, dan mukjizat terbesarnya adalah Al-Qur`an. Karena mukjizat ini mampu disaksikan oleh seluruh umat manusia sepanjang masa, karena Rasulullah SAW. diutus oleh Allah untuk keselamatan seluruh manusia dan dalam semua masa. Oleh sebab itu, Allah menjamin keselamatan Al-Qur`an (al- hijr : 9) .  
                Ketika ulama memberikan definisi tentang Al-Qur`an, sengaja dicantumkan kata 'yang mempunyai mukjizat'. Karena inilah segi keutamaan Al-Qur`an dan bedanya dari kitab-kitab lain yang pernah Allah turunkan kepada para nabi sebelumnya. Mukjizatnya itu terletak pada ketinggian sastranya. Sehingga mustahil bagi manusia ataupun jin untuk menyusun karangan yang serupa dengan Al-Qur`an. Sebagaimana kalam Allah dalam surat Al-Isra': 88.

Sastra Al-Qur`an

            Sebagaimana kita ketahui bahwa bahasa yang dipakai oleh Allah dalam menurunkan Al-Qur`an adalah Bahasa Arab. Oleh karena itu, tentu amat sulit bagi orang yang tidak mengerti Bahasa Arab dengan baik untuk menemukan ketinggian sastra Al-Qur`an. Cukuplah kita ketahui bagaimana pengaruh Al-Qur`an terhadap sastrawan-sastrawan penantang Islam dan reaksi mereka terhadap tantangan-tantangan Al-Qur`an. Sebagai contoh:
a.       Beberapa pemimpin Quraisy sepakat mengutus Abdul Walid, seorang sastrawan Arab yang jarang ada bandingannya, kepada Nabi Muhammad SAW. agar beliau meninggalkan dakwah. Namun, setelah mendengar beberapa ayat dari Surat Fush-shilat, Abdul Walid amat tertarik dan terpesona mendengarkan ayat itu sehingga ia termenung dengan keindahan sastra gaya bahasa Al-Qur`an. Sehingga ketika ia kembali kepada kaumnya, orang Quraisy, ia memberikan kesimpulan dengan mengatakan, “Aku belum pernah mendengarkan kata-kata seindah itu. Itu bukanlah sihir dan bukanlah syair. Dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur`an itu ibarat pohon yang daunnya rindang dan akarnya terhunjam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar.
b.       Ada beberapa pemimpin dan ahli sastra Arab yang mencoba untuk meniru Al-Qur`an bahkan ada yang mendakwakan dirinya jadi nabi seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Thulaihah, dan Hanzhalah bin Ka'ab. Tetapi mereka semua menuai kegagalan. Sebagai contoh adalah kata-kata Musailamah Al-Kadzdzab yang dijadikan untuk menandingi ayat-ayat Al-Qur`an yaitu, Hai katak, anak dari dua katak, berkoaklah sesukamu, bagian atas engkau ada di air, dan bagian bawah engkau ada di tanah.
Seorang sastrawan Arab terkenal, Al Jahiz, telah memberikan komentarnya terhadap gubahan Musailamah dengan mengatakan, “Saya tidak mengerti apakah gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut katak dan sebagainya itu. Alangkah jeleknya gubahan yang dikatannya sebagai ayat wahyu yang turun kepadanya.
                               
DR. Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Al-Mukjizatul Kubro [1] memberikan komentar tentang ketinggian sastra Al-Qur`an dan menyimpulkan dalam dua poin penting:
1.         Walaupun kaum Quraisy sangat menentang terhadap ajakan dakwah Rasulullah SAW. dan Al-Qur`an telah menyebut nenek moyang mereka dengan sebutan yang tidak mereka senangi. Namun, mereka tidak mampu untuk melawan ketinggian sastra Al-Qur`an sehingga banyak dari mereka yang tunduk dan memeluk Islam, sebagaimana yang terjadi terhadap Umar bin Khaththab, Abu Dzar Al-Ghifari dan Jubair bin Muth’im.
2.        Sesungguhnya Al-Qur`an dengan ketinggian sastranya dan kekuatan kandungan isinya telah mampu menarik bangsa Arab untuk memeluk agama Islam. Dengan berbagai gaya bahasa sastra yang digunakan Al-Qur`an telah mampu menundukkan sastrawan-sastrawan Arab. Sejarah telah membuktikan ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan sebuah susunan sebagaimana susunan Al-Qur`an.

Imam Qurthubi (Wafat 684 H) menyebutkan sekitar 10 bentuk i'jaz Al-Qur`an [2], di antaranya adalah:
1.         Ketinggian susunan Al-Qur`an dan gaya bahasa sastranya yang tidak ada satu pun yang mampu menandinginya.
2.        Susunan yang sangat berbeda dengan kebiasaan susunan bahasa bangsa Arab baik dalam bentuk narasi maupun deskripsi.
3.        Isi kandungannya tentang berita-berita ghaib yang telah terbukti kebenarannya, seperti berita tentang akan masuknya Rasulullah ke kota Makkah (QS. Al-Fath: 27), berita tentang kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia (QS. Ar-Rum: 2-4)
4.       Berita tentang keberadaan bangsa-bangsa terdahulu.
5.       Kandungan keilmuan Al-Qur`an, antara lain tentang hukum syariat.

Beberapa Bentuk Ketinggian Sastra Al-Qur`an

Ada sekitar 6 bentuk ketinggian sastra Al-Qur`an yang bisa ditinjau, yaitu:
1.         Lafazh dan huruf
2.        Susunan gaya bahasa
3.        Pembentukan dalam ucapan dan arti
4.       Pemotongan susunan yang indah
5.       Ringkasan yang tepat terhadap kandungan isi
6.       Dialog Al-Qur`an

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa sekiranya amat sulit bagi orang yang tidak mengerti bahasa arab dengan baik, untuk mampu menemukan ketinggian sastra Al-Qur`an. Dengan demikian sudah selayaknya menjadi kewajiban bagi umat islam untuk mampu menguasai bahasa arab dengan baik, sehingga keindahan dan keagungan al-qur`an tidak hanya sekedar wacana dan cerita masa lampau.


[1]- Mukjizatul Kubro Al-Qur`an,Darul Fikr, Cairo, 1998,  hal 53-55.
[2] - Lih: Tafsir Al-Qurthubi, Dar Alamil Kutub, Riyadh, Saudi Arabia, 2003, hal 1/73-75

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194