Al-Qur'an sebagai Lentera Kehidupan

Oleh: Dr. Hasan El-Qudsy, MA,.M.Ed.



Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur`an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur`an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur`an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. 
(QS. 42:52)


Iftitah
Al-Qur`an merupakan satu-satunya kitab di muka bumi ini yang mendapatkan  perhatian dari semua lapisan masyarakat. Sejak diturunkannya al-Qur`an kealam semesta ini, ia selalu memberikan cahaya kebenaran bagi yang mencarinya, meredamkan kegelisahan dan memberikan ketenangan bagi pemegangnya.

Al-Qur`an yang kita baca, kita yakini sebagai firman-firman Allah, merupakan petunjuk dan lentera mengenai apa yang dikehendaki-Nya. Dialah yang menciptakan kita dan Dia pula yang menurunkan al-Qur`an. Maka apabila kita ingin perbuatan dan tingkah laku kita sesuai dengan kehendak-Nya maka kita sudah seharusnya memahami apa yang telah difirmankan dalam al-Qur`an. Dan bisa dikatakan mustahil kita mampu memahami apa yang telah difirmankan dalam al-Qur`an kecuali melalui tafsir para ulama.


Tentang keagungan kandungan firman Tuhan, Dr. Abdullah Darraz dalam kitabnya Al-Naba` Al-`Adhim mencatat bahwa: "Apabila Anda membaca al-Qur`an, maknanya akan jelas dihadapan Anda. Tetapi apabila Anda membacanya sekali lagi, akan anda temukan pula makna-makna lain yang berbeda dengan makna-makna sebelumnya demikian seterusnya ...., al-Qur`an bagaikan intan setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang tarpancar dari sudut-sudut lain".

Dengan demikian semakin kita banyak membacanya, mentadaburinya dan merenungkan, semakin pula pemahaman dan pengalaman spiritual kita dengan Allah. Karena pada hakekatnya ketika kita membaca al-Qur`an, berarti Allah telah berbicara dengan kita.

Fungsi al-Qur`an
Fungsi utama diturunkan al-Qur`an adalah sebagai petunjuk kehidupan manusia, sebuah petunjuk kehidupan yang mampu memberi kebahagian secara universal. Banyak ayat-ayat al-Qur`an yang menegaskan fungsi utama ini. Diantaranya adalah surat al-Baqarah ayat 2, “Kitab itu (al-Qur`an) yang tidak diragukan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa “.

Jadi dapat dianalogikan bahwa al-Qur`an bagai sebuah katalog salah satu alat elektronik, sesungguhnya seseorang tidak akan berhasil mengoperasikan alat elektronik tersebut kecuali telah memahami dengan baik apa isi petunjuk katalog tersebut dan mampu menjalankannya sesuai petunjuk katalog tersebut. Begitu juga halnya dengan al-Qur`an, Allah yang telah menciptakan manusia dan alam seisinya, tentu Maha Tahu dengan kemaslahatan manusia dan alam. Oleh karena itu, Allah menurunkan al-Qur`an sebagai petunjuk universal bagi manusia untuk mengatur semua kehidupan di dunia ini.

Ketika seseorang menginginkan sebuah kehidupan yang penuh berkah, masyarakat yang penuh pengertian, pemerintahan yang penuh keadilan dan kewibawaan, maka jawabannya adalah al-Qur`an. Ketika al-Qur`an itu mampu dipahami dan dipraktekkan dengan benar dan universal maka permaslahan yang muncul pada diri seseorang, masyarakat dan kehidupan kenegaran tentu dapat diatasi.

Perlu kita perhatikan firman Allah “petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa ”, hal ini memberikan indikasi yang dalam bahwa hanya orang-orang yang mempunyai sifat taqwalah yang mampu untuk mendapatkan atau mampu melaksanakan petunjuk-petunjuk al-Qur`an.

Cahaya al-Qur`an bagi siapa?
Penggalan ayat diatas yang berbunyi "Kami menjadikan Al-Qur`an itu cahaya" dan ayat lain yang berbunyi : " Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabbmu, (Muhammad dengan mujizatnya) dan telah kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur`an) ". (QS. 4:174), menimbulkan sebuah pertanyaan yang membutuhkan sebuah jawaban. Pertanyaan tersebut adalah untuk siapa cahaya al-Qur`an, atau dengan kata lain cahaya al-Qur`an itu berguna bagi siapa ?

Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya kita melihat apa komentar al-Qur`an sendiri tentang masalah ini ?
1- Aku memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak berfirman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tak mau menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya. (QS. 7:146)
2- Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:257)
3- Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. 5:16)
4- Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157).
5- Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)

Bagaimana mendapatkan cahaya al-Qur`an ?

Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa al-Qur`an adalah jamuan Allah, maka sambutlah hidangan-Nya semampu kalian, sesungguhnya al-Qur`an ini adalah cahaya petunjuk, cahaya yang jelas, obat yang bermanfaat, dan penjaga bagi yang berpegang teguh kepada-Nya...(HR al-Hakim).

Mohammad  Iqbal, seorang pejuang Pakistan dan salah satu pemikir Islam modern berkata : "Bacalah al-Qur`an seakan-akan ia turun padamu ". Sedangkan Syaikh Muhammad Abduh, yang merupakan pelopor pembaharu di dunia islam, suatu ketika pernah berpesan kepada para muridnya: "Rasakan keagungan al-Qur`an, sebelum kau menyentuhnya dengan nalarmu". Adapun imam al-Maududi pejuang dari pakistan memberikan resep kepada kita untuk mendapatkan cahaya al-Qur`an dengan mengatakan "Untuk mengantarkanmu mengetahui rahasia ayar-ayat al-Qur`an tidaklah cukup kau membacanya empat kali" .

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan rahasia cahaya al-Qur`an, yaitu dengan cara:
1- Membacanya
2- Mentadaburinya
3- Menghafalnya
4- Mengamalkannya
5- Mengajarkannya

Kenapa kita harus baca Al-Qur`an ?
Pengenalan minimal kita terhadap al-Qur`an paling tidak adalah dengan membacanya. Dengan membaca, kita berarti berdialog dengan firman-firman Allah. Kita diajak untuk memahami apa yang menjadi pedoman dalam hidup kita ini. Kita diajak mengerti sebab akibat kemajuan dan kehancuran sebuah kaum. Membaca al-Qur`an sendiri adalah salah satu bentuk dzikrullah. Dan sebaik-baik dzikir adalah dengan membaca al-Qur`an. Oleh karena itu banyak sekali dalam al-Qur`an maupun hadits yang menerangkan keutamaan membaca al-Qur`an.

Di antara ayat al-Qur`an dan Hadist tersebut adalah:
1- “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. al-Fatir :29)
2- Rasulullah bersabda: “ Bacalah al-Qur`an sesunggunya ia di hari Qiyamat bisa mensyafaati pembacanya ” ( HR Muslim)
3- Rasulullah bersabda: “ Orang yang pandai membaca al-Qur`an derajatnya sama dengan malaikat bararah (mulia dan berbakti), sedang orang yang susah dalam membaca al-Qur`an (tebata-bata) maka ia mendapatkan dua pahala ”.( HR Bukhori Muslim).
4- Rasulullah bersabda: " sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarakannya" (HR Bukhori).
5- Siapa membaca satu huruf al-Qur`an, mak baginya mendapatkan suatu kebahagiaan. Dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan Alif laam Miim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, Miim satu huruf. (HR Turmudzi).

Etika membaca Al-Qur`an

Di antara etika membaca Al-Qur`an yang telah disebutkan oleh para ulama adalah : (lih : at-Tibyan Nawawi)
1- Niat yang benar.
2- Dalam keadaan suci.
3- Mulut dalam keadaan bersih.
4- Tempat yang bersih dan mulia.
5- Menguasai ilmu tajwid dengan benar.
6- Menghadap Qiblat dan bersimpuh.
7- Ta`awwudz dan basmallah.
8- Membaca Bin-Nadhor
9- Konsentrasi, tadabbbur dan khusyu`.
10- Membaca sesuai dengan urutan surat Al-Qur`an.
11- Natural dan tidak terkesan dibikin-bukin.
12- Sebaiknya ada orang yang menyimak bacaan.
13- Tidak sedang dalam keadaan mengantuk.
14- Tidak menggangu orang lain, terutama ketika ada orang yang sholat.
15- Dengan suara yang baik, jelas dan tidak berlebih-lebihan.
16- Menghentikan bacaan untuk menjawab salam.
17- Tidak tergesa- gesa, sehingga banyak hukum tajwid yang hilang.
18- Menangis atau mencoba untuk menangis dengan apa yang kita baca.
19- Menjadikan wirid dan istiqomah( kebiasaan pada waktu tertentu).
20- Menghatamkan al-Qur`an paling cepat selam tiga hari, karena ada sebagian ulama yang memakruhkan kurang dari tiga hari, ini karena takut tidak bertajwid dan menyia-nyiakan kewajiban lainnya.

Kenapa Kita Harus Mentadaburi Al-Qur`an?

Dalam Al-Qur`an telah disebut empat kali kata tadabbur, yang berati dalam bahasa Indonesia memperhatikan. Yaitu dalam ayat-ayat berikut ini:
1- Maka apakah mereka tidak memperhatikan ( tadabbur) Al-Qur`an? Kalau kiranya Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa` :82).
2- Maka apakah mereka tidak memperhatikan( tadabbur)  perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu? (QS. Al-Mukminun: 68).
3- Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan( tadabbur)  ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. Shaad:29).
4- Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`an ataukah hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24).

Kata tadabbur dalam ayat-ayat tersebut baik dalam bentuk perintah maupun kecaman, semuanya menyerukan kita semua untuk mempu memahami dan memperhatikan apa isi kandungan firman-firman Allah dalam al-Qur`an. Bahkan orang-orang kafir, nanti di akherat mengakui kesalahan mereka, karena tidak mau mendengarkan atau memikirkan peringatan-peringatan dari Allah. "Dan mereka berkata: Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Mulk:10).

Jadi ketika kita membaca – walaupun hal ini sudah merupakan perbuatan yang baik- bukan hanya sekedar membaca, akan tetapi harus penuh dengan perhatian, konsentrasi, tadabbur dan khusyu, mendalami segala apa yang terkandung dalam ayat tersebut. Sebab dengan cara yang demikian kalbu kita akan terbuka dan menerima sinar-sinar Allah dengan mudah. Dan inilah inti dari tadabbur itu.

Banyak ulama salaf yang melakukan tadabbur al-Qur`an, dengan cara mengulang-ngulang bacaan dan memperhatikan artinya. Di antara mereka ada yang sampai meninggal dunia. Diriwayatkan oleh Bahz bin al-Hakim, bahwa Ziarah bin Abi Aufa, pernah menjadi imam pada sholat shubuh, lalu ketika bacaannya sampai : "Apabila ditiup terompet, maka hari itu amatlah susah"( al-Muddatsir: 8-9). Tiba-tiba ia jatuh meninggal pada saat itu. (at-Tibyan).

Rasullullah saw suatu ketika menyuruh ibnu Mas`ud untuk membaca al-Qur`an, dan ketika sampai pada ayat : "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (QS. An-Nisa`:41). Rasulullah meminta Ibnu Mas`ud berhenti dari bacaannya, pada waktu itu terlihat dari kedua mata beliau yang mulia mengalir air mata yang begitu deras sampai membasahi kedua pipi dan jenggot baginda yang mulia.

Begitulah ketika hati bersih, maka ia akan mudah mendapatkan kenikmatan membaca, hatipun menjadi sangat sensitif menerima suatu pesan.

Manejemen Mentadabburi al-Qur`an

Di antara etika yang perlu diperhatikan dalam mentadabburi Al-Qur`an agar tidak salah dalam pelaksanaannya adalah :
1- Keseriusan dan ketenangan jiwa serta kebersihan hati.
2- Memahami bahasa al-Qur`an dengan baik atau tarjamahannya.
3- Mengulang-ulang bacaan dan tidak tergesa-gesa.
4- Mempertajam kecerdasan analisa.
5- Berusaha merasakan keagungan al-Qur`an.
6- Mengangkat sebuah fenomena yang ada didalam ayat kemudian di kembangkan dan di eratkan dengan realita yang ada.
7- Menaruh garis merah antara satu ayat dengan ayat lain.
8- Memperkaya pemahaman dengan membaca tafsir al-Qur`an.
9- Mendiskusikan sebuah pemahaman akan memperkaya keaneragaman pesona kandungan al-Qur`an
10- Mengamalkan pemahaman kita dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa Kita Harus Menghafal Al-Qur`an?
Keontentikan al-Qur`an tidak lepas dari jasa para ulama yang menghafal al-Qur`an. Dengan hafalan tersebut kasalahan cetakan atau tulisan mushaf bisa dicegah. Dan ini merupakan janji Allah untuk menjaga keutuhan keontentikan al-Qur`an. Sebagaimana dikatakan oleh al-Qur`an: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya". (QS. Al-Hijr : 9)

Rasululah sendiri dalam menyampaikan al-Qur`an harus sama dengan lafadz yang didengarnya dari Jibril AS, tidak ada penambahan ataupun kekurangan. Sebagaimana kita ketahui Rasulullah hafal seluruh isi al-Qur`an, demikian juga para shahabatnya. Hafalan Rasululah ini tiap tahunnya, tepatnya pada bulan Ramadlan diuji oleh malaikat Jibril, bahkan menjelang wafatnya, Rasulullah mengulang hafalannya dua kali di depan Jibril.

Di kalangan para shahabat terjadi semacam perlombaan untuk membaca, menghafal, dan memahami isi kandungan al-Qur`an. Mereka mempelajari al-Qur`an tidak lebih dari sepuluh ayat – kecuali telah memahaminya dan mengamalkannya- kemudian baru pindah ke ayat-ayat lain. (Dr Fahd al-Rumi Ulumul Qur`an, 108)

Kiat-Kiat menghafal al-Qur`an

1- Niat dan azam yang kuat
Tanpa niat dan azam yang kuat, keinginan kita menghafal al-Qur`an akan kandas di tengah jalan. Dengan niat yang ikhlas kita mengharap diberi kemudahan oleh Allah SWT, karena hanya dengan keikhlasan inilah kita mampu bertahan untuk berusaha terus dalam menambah hafalan, sekaligus bisa istiqomah dalam memelihara hafalan kita. Niatan dan azam yang muncul dari diri kita sendiri, tentu akan lebih bisa bertahan lebih lama.

2- Bersihkan dan tenangkan jiwa
Ketika kita baru mempunyai masalah, tentu hati kita tidak tenang, akibatnya konsentrasi bubar. Dalam menghafal al-Qur`an, kita dituntut hati kita bersih, jiwa kita tenang, sehingga konsentrasi untuk menghafal betul-betul dapat dihadirkan. Dan ini membantu mempermudah dan mempercepat proses akal kita dalam merekam yang kita hafal. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan lingkungan yang kondusif untuk menghafal.  

3- Baca dan pahami dulu
Salah satu cara untuk mempermudah menghafal al-Qur`an adalah dengan cara membaca dan berusaha memahami arti dari apa yang kita baca. Karena dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa menghafal dengan paham akan lebih cepat dibandingkan dengan hanya menghafal tanpa paham. Di samping itu ketika kita tahu dan paham apa yang kita hafal, maka ketika kita lupa, kita akan lebih mudah mengingat hafalan tersebut. Nah, setelah kita baca dan paham artinya maka baru kita mengulang beberapa kali sampai hafal.

4- Bikin jadwal dan target
Dengan kita mempunyai jadwal pribadi yang akan kita taati, serta target berapa banyak yang harus kita hafal, kemudian kapan kita harus mengulang hafalan tersebut, maka keinginan kita untuk menghafal al-Qur`an dapat segera kita raih.Tujuan dari jadwal dan target ini adalah untuk memberikan dorongan pada kita untuk labih terpacu dalam menghafal al-Qur`an.

5- Istiqomah    
Istiqomah adalah buah hasil keikhlasan kita. Suatu hal perlu kita perhatikan adalah kemampuan kita untuk istiqomah dalam mengulang hafalan yang telah kita hafal. Memang intiqomah ini sangat berat, apalagi dalam menghafal al-Qur`an. Oleh karena itu kita perlu selalu menghadirkan niatan pertama ketika kita mau menghafal al-Qur`an. Jadi tiada hari kecuali kita mempunyai jadwal untuk membaca al-Qur`an, atau mendengarkan melalui kaset ketika kita sedang tidak fit.

6- Memakai satu jenis mushhaf.
Berganta ganti mushaf sangat berpengaruh dalam proses kita menghafal al-Qur`an. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa penglihatan kita juga mempunyai pengaruh dalam hafalan kita.

7- Pembimbing 
Kedudukan pembimbing sangat penting, terutama dalam perbaikan bacaan, pengawasan hafalan, juga dalam proses menghafal. Dengan adanya pembimbing yang megawasi, kita lebih terpacu untuk serious dalam menghafal al-Qur`an. Tidak ada salahnya kita meminta bantuan teman kita untuk mendengarkan hafalan kita. Karena ketika menghafal terkadang kita merasa udah benar, tapi ketika kita sema`kan orang lain ternyata banyak kasalahannya.

8- Menandai kemiripan yang ada.
Salah-satu faktor yang menyulitkan dalam hafalan kita adalah adanya beberapa kemiripan teks al-Qur`an. Untuk mengatasinya selain kita sering mengulang juga memberi tanda khusus pada ayat yang ada kemiripan. Sekarang sudah ada buku khusus yang membahas tentang hal ini yang diterbitkan di Kairo.

9- Gunakan alat pembantu.
Ada baiknya kita mengunakan alat bantu dalam menghafal al-Qur`an. Dengan demikian kebosanan dapat dihindari. Alat bantu ini bisa berupa kaset, VCD atau dengan program yang ada di Mobile.

10- Menulis apa yang mau kita hafal.
Metode ini adalah yang lazim di gunakan di negara arab, mereka menghafal al-Qur`an lewat tulisannya sendiri. Kelebihan dari metode ini adalah menjadikan hafalan lebih kuat disamping terlatih untuk menulis huruf arab. Kekurangannya adalah membuat lambat dalam menyesaikan terget hafalan.

Pengamalan
Salah satu cara untuk mendapatkan cahaya al-Qur`an adalah dengan mengamalkan apa yang yang telah diutarakan dalam al-Qur`an. Dalam kontek  dunia da`wah, dai` adalah seorang qudwah, teladan bagi masyarakat secara luas terutama para mad’unya. Dalam al-Qur`an " Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (QS. Ash-Shof : 2-3).

Dalam dunia da`wah qudwah atau teladan sangat menentukan keberhasilan da`wah. Oleh karena itu, para ulama mengatakan " lisaanul hal afshohu min lisaanil maqol ", yang artinya bahwa perbuatan itu lebih efektif dari sekedar ucapan saja. 

Penutup
Al-Qur`an merupakan kitab yang akan selalu diperihara oleh Allah, kaum manapun yang mau menjadikan al-Qur`an sebagai petunjuk dan manhaj hidupnya, Allah akan menjamin kebahagiaan untuk mereka dunia akherat. Dan ini tentu jauh lebih sulit untuk diperoleh, apabila mereka tidak mampu memahaminya dengan benar.

Maka kita jangan sampai seperti apa yang dikatakan al-Hakim:
"Orang bijak mengatakan, bahwa seseorang apabila tidak memiliki keinginan maka ia telah mati, orang apabila memiliki keinginan tetapi tidak punya target maka ia seperti orang gila, orang yang punya target tetapi tidak punya usaha maka ia telah bermimpi".
Wallahua`lam bish showab
   
(Makalah ini disampaikan pada Kuliyah Perdana Santriwati Prog Tahfidz Al Qur`an Ma`had Abu Bakar Ash- Shiddiq.  Sukoharjo, Senin 13 Maret 2006)

http://m--kita.blogspot.com/

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194