Tazkiyyah 11: Agar Selamat dari Kemaksiatan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Agar Selamat dari Kemaksiatan

Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy


Kaum Muslimin yang Berbahagia,
Perlu diketahui bahwa sebuah kejahatan atau kemaksiatan itu bisa terjadi bukan saja karena godaan dan rayuan setan. Banyak faktor yang menyebabkan manusia tergelincir ke dalam kemaksiatan. Ibnu Al-Qayyim menjelaskan, “Dosa itu luka dan bisa jadi menyebabkan kematian.” Dan  menurutnya induk kemaksiatan ada tiga:
Pertama:  keterikatan hati dengan selain Allah, yang tidak lain adalah syirik.
Kedua:  menuruti dorongan emosi, yaitu kedzoliman.
Ketiga: menuruti kekuatan syahwat yang tidak lain adalah berzina.
Ketiga hal itu disebutkan Allah Ta’ala secara bersamaan di ayat berikut, ‘Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina.’ (Al-Furqan: 65).”

Jama`ah yang dirahmati Allah,
Diantaranya faktor yang sering menjadikan seseorang jatuh kedalam sebuah kemaksiatan adalah:
Pertama;  Adanya kesempatan dan Kemampuan; hati yang sedang kotor akan mudah tergoda dan terjatuh dalam lobang kemaksiatan ketika merasa ada kesempatan dan ada kemampuan untuk melakukan dosa tersebut.
Kedua; Teman yang jahat. Pertemanan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Banyak orang berubah dari keshalehan menuju ke jahiliyah karena gara-gara teman. Begitu pula sebaliknya. Rasulullah Saw bersabda, “Seseorang itu akan mengikuti agama sahabatnya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.” (HR Ahmad). Dalam hadits lain, “Permisalan teman duduk yang baik adalah seperti penjual parfum misk (parfum yang paling mahal dan harum). Bisa jadi dia memberimu, atau engkau membeli parfumnya, atau engkau mencium keharuman parfumnya. Sedangkan permisalan teman duduk yang buruk adalah seperti pandai besi. Bisa jadi dia membakar pakaianmu, atau engkau akan mencium aroma busuk darinya.” (HR Bukhârî dan Muslim).
Ketiga, Menyepelekan dosa kecil; banyak orang terjatuh kepada kemaksiatan dan dosa besar karena sering menyepelekan dosa-dosa yang dianggap kecil.
Keempat, Dekat dengan sumber-sember kemaksiatan. Karena itu Rasulullah Saw melarang para sahabatnya duduk-duduk di pinggir jalan di mana di situ penyebab kemaksiatan banyak terjadi (HR; Bukhari dan Muslim). Sumber-sumber kemaksitan sekarang ini sunguh banyak dan bermacam-macam. Dari mulai TV, video, internet, majalah, radio, nyanyian dan lain-lain.
Yazid bin Al-Walid berkata, "Wahai Bani Umayyah! Waspadalah kalian dari nyanyian, karena ia bisa mengurangi rasa malu, menghancurkan kepribadian, dan ia adalah pengganti khamar, sehingga membuat orang berbuat seperti orang mabuk, jika engkau terpaksa harus melakukannya maka jauhilah wanita, karena nyanyian mendorong kepada zina."

Hadirin yang dirahmati Allah,
Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang agar tidak jatuh pada sebuah kemaksiatan, di antaranya adalah

1-   Selalu Ingat Bahwa Allah swt Melihat atau Menyaksikan. Dengan selalu mengingat bahwa Allah Maha Melihat dan  Menyaksikan, membuat seseorang merasa selalu diawasi dan diperhatikan Allah Swt.

2-   Selalu ingat bahwa setiap perbuatan manusia ada catatan yang ditulis oleh malaikat. Catatan malaikat ini sebagai bukti baik-buruknya seluruh perbuatan manusia (Qaf: 17-18). Tidak ada satupun perbuatan kita yang terlepas dari catatan malaikat. Bahkan di hari akhirat kelak seluruh anggota tubuh kita akan bersaksi: tangan, kaki, dan lain-lain (An-nur: 4).

3-   Mencari Lingkungan dan Teman yang mendukung. Lingkungan ataupun teman yang baik akan membawa dampak positif pada prilaku seseorang.

4-   Merasa aneh dan tidak nyaman dengan Kemungkaran. Karena orang yang merasa nyaman dengan kemungkaran akan ringan baginya melakukan perbuatan dosa.  Inilah yang paling ditakutkan Abu Al-Hasan Az-Zayyat Rahimahullah. Ia berkata: “Demi Allah, aku tidak peduli dengan banyaknya kemungkaran dan dosa. Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Sebab, jika sesuatu dikerjakan dengan rutin, maka jiwa menjadi akrab dengannya dan jika jiwa telah akrab dengan sesuatu maka jiwa itu jarang tidak terpengaruh dengannya.”

5-   Adanya Perasaan dihukum Allah. Karena orang yang merasa aman dari Allah, akan meremehkan berbagai perbuatan maksiat. Ibnu Al-Jauzi Rahimahullah menerangkan: “Ketahuilah, ujian paling besar ialah merasa aman tidak akan mendapatkan siksa setelah mengerjakan dosa. Bisa jadi, hukuman datang belakang. Hukuman paling berat ialah seorang tidak merasakan hukuman itu, lalu hukuman merenggut agama, memberangus hati, dan jiwa tidak punya kemampuan memilih dengan baik.”.

Semoga Allah menjaga kita dari kemaksiatan dan memberi nikmat kepada kita untuk dapat melazimi ketaatan pada-Nya. Amin.

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194