Tazkiyyah 2: Mengharap Syafaat Rasul
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Mengharap Syafa’at Rasulullah Saw
Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy
الحَمْدُ لله الَّذِي بَشَّرَنَا
بِخَيْرِ الْبَرِيَة وَ أَرْسَلَنَا بِصَاحِبِ الشَّفَاعَة مُحَمّدٍ اَلْهَادِى
إلى قِمَّةِ الْعِزِّ وَالْكَرَامَة، وَ عَليَ آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ وَ مَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أمّا بَعد:
Pembaca yang dimuliakan Allah
Di antara anugerah yang dijanjikan
Allah kepada orang mukmin kelak di akherat adalah adanya syafa’at atau pertolongan
dari Rasulullah saw untuk umatnya. Kata “syafaah" secara bahasa berasal
dari kata ( شَفَعَ)yang berarti genap. Kata syafa`ah juga bisa
berarti memberi pertolongan. Sebagaimana penggunaannya dalam Surat an-Nisa`
ayat 85.
Syafa'at merupakan hak khusus bagi
Allah, Dia lah yang memilikinya (QS.Az-Zumar:44). Syafa'at tidak diberikan
kepada seseorang tanpa izin dari-Nya. Syafa'at diberikan oleh orang yang diridhoi
Allah dan dengan izin dari-Nya. Dengan demikian, syafa'at adalah mutlak hak
Allah.
Seluruh ulama ahlus sunah
berpendapat bahwa di akherat nanti akan ada syafa’at atas izin Allah yang
diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Ayat-ayat yang secara dhohir
meniadakan adanya syafa’at di hari kiamat, dijawab oleh ulama, bahwa ayat itu
hanya berhubungan terhadap orang kafir atau musyrik. Seperti dalam ayat, "Dan
tidak ada di antara sesembahan itu yang dapat memberi syafa’at kepada mereka,
dan mereka mengingkari persekutuan itu. [QS.Ar-Ruum:13].
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Beberapa dalil tentang adanya syafa’at
kelak diakerat, di antaranya adalah kalam Allah, “Di hari itu, syafa’at
tidak akan berguna kecuali bagi orang yang telah diberi izin oleh Allah dan
diridhai perkataannya.[QS. Thaha:109].
Dalam hadits shahih diriwayatkan,
bahwa Nabi SAW kelak pada hari kiamat akan datang bersujud kepada Allah dan
menghaturkan segala pepuji kepada-Nya. Beliau tidak memberikan syafa'at
terlebih dahulu. Setelah itu barulah dikatakan kepada beliau, "Angkatlah
kepalamu dan berkatalah niscaya akan didengar apa yang kamu katakan, mintalah
niscaya akan diberi apa yang kamu minta, dan berilah syafa'at niscaya akan
diterima syafa'at yang kamu berikan itu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Syafa’at tidak mungkin berhasil
kecuali dengan dua syarat utama. Yaitu Allah kehendaki dan ridho kepada orang
yang memberi syafa'at (QS. An-Najm:26) dan Allah juga kehendaki dan ridho kepada orang yang diberi syafa'at
(QS. Thaha:109). Artinya tidak akan terjadi sebuah syafa’at nanti di akherat,
baik bagi orang yang memberi syafa’at dan menerima kecuali pada orang yang
telah dizinkan dan diridhoi oleh Allah Swt. Dan sudah menjadi ijma` para ulama
tentang adanya syafa’at nabi Muhammad kepada umatnya yang berdosa besar,
berdasarkan kepada hadits-hadits mutawatir.
Pembaca yang berbahagia,
Perlu dipahami bahwa para ulama
membagi syafa’at yang ada di akherat menjadi lima macam.
Pertama: Penyelamatan dari malapetaka di padang
mahsyar dan mempercepat penghitungan. Ini hanya khusus bagi Nabi Muhammad Saw. Inilah
yang disebut dengan syafa’atul `udhma (syafa’at agung).
Kedua: Memasukkan
orang ke surga tanpa hisab. Ini hanya khusus bagi Nabi Muhammad Saw.
Ketiga: Syafa’at bagi orang yang
semestinya di neraka. Ini
oleh para nabi dan selain nabi yang Allah kehendaki.
Keempat: Ditambahnya
derajat seseorang di surga.
Kelima: Mengeluarkan
orang yang telah masuk neraka, dengan syafa’at dari nabi, malaikat dan orang
sholeh.
Dari kelima
macam syafa’at tersebut, yang paling agung adalah syafa’at Rasulullah Saw.Pertanyaannya
adalah bagaimana kita dapat memperolehnya?
Ada dua
syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, kecintaan
yang tulus kepada Rasulullah.
Kedua: Menjadikan
Rasulullah Sebagai Teladan Hidup.
Dari sini kita bisa
memahami sabda Rasulullah “Anda akan dikumpulkan
bersama orang yang Anda cintai (HR. Al-Bukhori). Bahwa
kebersamaan itu
harus dimbangi dengan melaksanakan amal yang
mampu menjadikan kita bersamanya. Selain itu, amal itu harus sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw. sehingga kelak di akhirat kita
tidak kecewa karena ternyata amalan tersebut menjadi penghalang untuk
memperoleh syafa’at Nabi Saw. Oleh karena itu, kalau
kita menginginkan syafa’at nabi, maka mulai sekarang kita harus berhijrah, merubah pola
pikir dan perilaku sesuai
degan tuntunannya.
Semoga kita semua diberikan
kekuatan oleh Allah untuk mampu mencintai Rasul-Nya dengan tulus dan sesuai
dengan kehendak-Nya. Amin
http://mkitasolo.blogspot.com/
Komentar
Posting Komentar