Tazkiyyah 1: Dahsyatnya Ash-Shirath



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dahsyatnya Penyeberangan (ash-Shirath)

Oleh: DR. Moh Abdul Kholiq Hasan el-Qudsy


Kaum Muslimin yang berbahagia,

Kelak sebelum manusia menuju surga, ia harus lebih dahulu menyeberangi ash-shiroth. Jembatan itu dibentangkan di atas neraka jahannam untuk diseberangi orang-orang mukmin menuju Jannah (Surga). Semua orang akan melewati jembatan ini. Seorang mukmin dalam menyeberangi jembatan ini akan selamat hingga masuk surga. Adapun orang munafik dan durhaka, mereka akan terpeleset dan terjerembab jatuh melayang ke dalam api neraka. Wal iyadzu billah.

Dalam hadits yang panjang tentang mimpi dan syafa’at, Rasulullah Shallallahiu ’alaihi wa Sallam bersabda, ”Dan diletakkan Ash-Shiroth ( Jembatan) di atas neraka Jahannam, maka aku dan umatku lah yang akan menyeberanginya. Tidak ada orang yang berani berkata kecuali para nabi. Dan doa para nabi adalah Allahumma sallim-sallim (ya Allah selamatkan, selamatkan), (HR. Bukhori dan Kutubus Sittah).

Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya tentang karakter Ash-Shirath, maka beliau berkata: Tempat menggelincirkan, di atasnya ada besi penyambar dan pengait dan tumbuhan berduri yang besar, ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najd yang disebut pohon Sud’an. (HR. Muslim). Dalam riwayat lain dikatakan, ” Telah sampai kepadaku bahwasanya shirath itu lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang”. (HR. Muslim)

Jama`ah yang berbahagia,

Dalam penyeberangan Ash-Shiroth (Jembatan), tentu kondisinya sangat tergantung amal perbuatan manusia masing-masing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, “ Ada yang melewati shirath laksana kejapan mata dan ada yang seperti kilat, ada yang seperti tiupan angina, ada yang terbang seperti burung dan ada yang menyerupai orang yang mengendarai kuda, ada yang selamat seratus persen, ada yang lecet-lecet dan ada juga yang ditenggelamkan di neraka jahannam ”. (HR. Bukhari Muslim)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Kemudian dibentang sebuah jembatan di atas punggung dua tepi Jahanam, aku (Nabi Muhammad SAW.) dan umatkulah yang mula-mula sekali menyeberanginya. Tidak ada seorang pun yang berani berbicara pada hari itu melainkan para rasul, sedang ucapan para rasul di saat itu hanyalah “Allahumma sallim (ya Allah, selamatkanlah)”. Di neraka Jahannam terdapat beberapa sandungan seperti duri pohon sa’daan, namun tidak ada yang mengetahui kadar besarnya melainkan Allah swt. sendiri. Penyandung inilah yang akan menyambar orang-orang tertentu, sesuai dengan amalnya sendiri (ketika di dunia, yakni yang berkelakuan buruk tentu disambar).” (HR. Bukhari Muslim).

Saudaraku yang dirahmati Allah,

Orang mukmin ketika menyeberangi Ash-Shiroth Allah akan diberikan cahaya yang menyinarinya. Cahaya yang dimiliki orang mukmin ini sesuai dengan amal masing-masing. Ada cahaya di antara mereka yang menyinari antara Madinah dan `Aden, ada yang setinggi gunung, dan ada yang hanya sebesar ibu jari kakinya. Ada yang di antara cahaya mereka kadang hidup kadang padam, mereka akan jalan ketika cahaya mereka hidup. (HR. Baihaqi, Tafsir Ibu Katsir, 8/15). 

Sedangkan bagi orang munafik, mereka sebelumnya diberi cahaya, namun ketika mendekati Ash-Shiroth (Jembatan) dipadamkan. Maka orang mukmin akan selamat sampai surga sedangkan orang munafik akan terjerembab ke dalam neraka. (al-Hadid:12-13). Sedang orang-orang kafir dengan berbagai jenisnya, mereka itu akan masuk neraka dan akan dibukakan ketujuh pintu Jahannam bagi mereka tanpa melewati ash-shiroth. Allah berfirman, “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahanam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya” (Az Zumar: 71)

Orang mukmin yang melintasi ash-Shirath dan terjatuh darinya, mereka akan keluar dari neraka dengan syafa’atnya orang-orang yang diberi izin oleh Allah Subhanahu wata’ala untuk memberikan syafa’at. Kemudian mereka akan akan dimasukkan ke dalam sungai kehidupan setelah mereka terbakar menjadi arang. Kemudian mereka dimasukan ke dalam surga atas kemurahan Allah Subhanahu wata’ala. (HR Bukhari Muslim).

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194