Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 13-14





بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
MAJLIS KAJIAN INTERAKTIF TAFSIR AL-QUR`AN
(M-KITA) SURAKARTA




Allah berkalam:

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (13) وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ (14)
Artinya:
13- Itulah hukum-hukum Allah dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka Allah akan memasukkannya ke dalam jannah-jannah yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Dia di dalamnya dalam keadaan kekal dan itulah kemenangan yang besar.

14- Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar hukum-hukum-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka. Dia di dalamnya dalam keadaan kekal dan baginya adzab yang hina.

Makna umum dari ayat 13-14:
13:
Semua aturan yang telah Allah sebutkan di ayat-ayat sebelumnya adalah aturan-aturan dari Allah. Barang siapa yang mentaati Allah dan Rasulullah maka Allah akan memberinya imbalan yang sangat besar yaitu Dia akan memasukkannya ke dalam jannah dan dia kekal di dalamnya. Seperti inilah yang dinamakan sebagai kemenangan yang besar.
14:
Akan tetapi, orang yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan tidak mau taat pada aturan-aturan-Nya maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.

Penjelasan dan hikmah dari ayat 13-14:
13:
1.       تِلْكَ  dalam bahasa arab adalah isim isyarah (kata yang berfungsi untuk menunjuk sesuatu) yang menunjuk ke sesuatu yang jauh. Dalam ayat ini تِلْكَ  menunjuk ke ayat sebelumnya. Artinya semua hukum dan aturan Allah yang berada di ayat-ayat sebelumnya, mulai hukum yang berkaitan dengan ayat yatim, hukum warisan, pernikahan, semuanya disebut dengan حُدُودُ اللَّهِ  hududullah atau batas-batas syari’at-syari’at Allah.

2.       Dalam istilah figh, kata “hudud” digunakan untuk menunjukkan pada hukuman yang sudah ditentukan batasan hukumnya secara jelas dan tegas. Seperti hukuman bagi pezina, pemabuk, pencuri dll. Lawan dari hudud adalah ta`zir, yaitu hukuman yang batasan hukumannya tergantung pada keputusan hakim. Karena itu dalam hukum Islam ada kaidah “tudra`ul hududu bisy syubuhat”, yang artinya hukuman had itu bisa saja dihapuskan apabila ada sesuatu yang -berhubungan dengan hukuman itu- diragukan, sehingga perlu ditabayyun atau diperjelas lagi. Misalkan, apabila ada seseorang yang berzina tetapi hal itu masih diragukan kebenarannya maka hukuman jilid 100 kali dan pengasingan 1 tahun (bagi yang belum menikah) atau rajam (bagi yang sudah menikah), tidak dapat dilaksanakan, sampai terdapat kejelasan status perzinaan tersebut.

3.       جَنَّاتٍ  : surga-surga. Disebutkan dalam bentuk jamak karena surga itu memiliki banyak tingkatan-tingkatan yang akan dimasuki seseorang sesuai dengan tingkat amalan mereka masing-masing.

4.       Seorang hamba dapat masuk ke dalam jannah pada hakekatny hanya karena fadhlullah (karunia Allah) saja. Amalan sebanyak apapun yang kita lakukan tidak bisa dijadikan tiket masuk jannah. Karena kalau kita mau jujur, berapa persen amalan kita yang diterima Allah? lalu pantaskan amalan itu untuk menebus perbgai keistimewaan yang diberikan oleh Allah kelak disurga?  Karena itu apabila ada orang yang berpikir bahwa tidak perlu beramal, maka itu adalah salah besar. Salah satu cara agar bisa mendapatkan fadhlullah adalah dengan banyak-banyak amal shalih. Amalan-amalan shalih seorang hamba yang diterima oleh Allah, akan digunakan untuk menentukan di tingkat manakah jannah yang akan dimasuki oleh seseorang.

5.       Jannah Allah itu sangat indah. Keindahannya: tak ada mata yang pernah melihat, telinga yang pernah mendengar dan tak pernah pula terbesit dalam hati seseorang. Apa yang Allah sebutkan dalam Al-Qur`an tentang jannah, itu hanya gambaran saja. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat jannah. Bila kita mampu untuk mengkhayalkan indahnya jannah sampai pada puncak khayalan, berarti jannah lebih indah dari puncak khayalan kita tentangnya.

6.       وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ  dan itulah kemenangan yang besar. Dzalika di dalam ayat ini merujuk kepada masuknya seorang hamba ke dalam surga. Orang yang bisa masuk ke dalam surga berarti telah mendapatkan kemenangan yang hakiki. Mengapa disebut menang? Karena di dunia dulu sudah bersusah payah memerangi hawa nafsu dan mengikuti syari’at Allah. Tidak ada kebahagiaan yang hakiki selain masuk ke dalam jannah dan selamat dari neraka. Karena keadaan di akhirat itu kekal.

7.       Di dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

Artinya: dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: neraka itu ditutupi dengan syahwat-syahwat dan jannah itu ditutupi dengan seseuatu yang tidak disukai. (H.R. Bukhari).

Dari hadits ini jelas sekali bahwa orang yang ingin masuk ke dalam jannah harus bersusah payah dahulu untuk melawan fitnah di dunia ini. apabila kita ditawari antara nonton TV dengan mendengarkan kajian, maka kita akan merasakan kemanakah condong syahwat / hawa nafsu kita? Pasti kepada hal yang kurang bermanfaat. Tetapi bila seseorang ingin masuk ke dalam jannah, dia harus memerangi syahwat tersebut. Dan memilih apa yang tidak diinginkan oleh syahwat yaitu mendengarkan pengajian.

8.        Mengingat bahwa kelak ada balasan terhadap amal ibadah, maka sudah seharusnya kita memuhasabah diri kita.   
عن شداد بن أوس قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : الكيس من دان نفسه و عمل لما بعد الموت و العاجز من اتبع نفسه هواها و تمنى على الله

Artinya:
Dari Syaddad bin Aus dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: orang yang cerdas adalah orang yang menginstrospeksi dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan Allah akan selalu mengampuni dosanya. (H.R. Hakim)

9.       Akhirat adalah yang nomer satu. Kita boleh memiliki apapun di dunia ini asal akhirat harus dijadikan tujuan dari segala apa yang kita cari dan miliki. Bila kita meminta kepada Allah agar dilancarkan urusan dunianya, maka seharusnya kita lebih meminta Allah untuk memberikan kepada kita kelancaran akhirat karena akhirat itulah kehidupan yang hakiki.

10.   Hukum-hukum Allah yang telah disampaikan baik melalui Al-Qur`an maupun sunnah, harus dijalankan. Kita mulai dari diri kita sendiri. Kemudian orang-orang yang ada di sekitar kita. Karena kita akan dimintai tanggung jawab atas apa pun yang menjadi tanggungan kita.

11.   Allah memulai surat ini dengan kalimat perintah kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya. Mengapa demikian? Sebab, syari’at-syari’at Allah hanya bisa dilakukan oleh orang yagn bertakwa. Orang yang selalu mengedepankan iman dan takwanya, pasti akan menomersatukan Allah di atas segalanya. Apa yang diperintahkan oelh Allah akan dia laksanakan dengan baik dan apa yang dilarang Allah akan dia hindari semampunya.


14:
1.       Apa yang ada di ayat 14 ini adalah kebalikan dari apa yang ada di ayat sebelumnya. Allah memberikan 2 gambaran kelompok orang dan kita seharusnya bisa berpikir mana yang akan kita pilih. Kita memilih surga atau neraka? Kalau taat kepada Allah, dia akan masuk surga. Kalau tidak taat, dia akan masuk neraka.

2.       وَيَتَعَدَّ  Kata yata’adda artinya tidak mau melaksankan aturan-aturan Allah. Bisa dengan menambah dan mengurangi. Barang siapa yang mengurangi dan menambahi syari’at Allah, maka secara tidak langsung dia sudah mengecap bahwa aturan yang dibuat Allah itu kurang sempurna. Misalnya: seseorang mengganti-ganti sendiri bagian-bagian warisan atau menambah rekaat shalat-shalat yang sudah ditentukan dll.

3.       وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ  orang-orang yang masuk ke dalam neraka akan mendapatkan adzab yang menghinakan orang tersebut. Maka tidak ak ada manfaatnya jaya di dunia tetapi merana di akhirat.


4.       Semua orang pasti memiliki dosa dan kesalahan. Orang yang bertakwa bukannya orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Orang bertakwa apabila melakukan kesalahan, dia akan langsung ingat kepada Allah dan tidak menerus-neruskan kesalahannya. Dia berhenti dan bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha (sungguh-sungguh).

5.       Kita hendaknya berhati-hati jangan sampai meremehkan dosa kecil. Karena bila tidak berhenti melakukan dosa kecil, maka lama kelamaan akan merembet ke dosa besar.

6.       Orang yang bertakwa itu, hatinya selalu sensitif. Sekali melakukan kesalahan dia akan sangat menderita dan ingin segera kembali kepada Allah.

7.       Takwa kepada Allah itu di mana pun kita berada dan dalam kondisi apapun. Entah itu saat kita senang atau pun susah.

8.       Bagi orang mukmin yang di dunia mempunyai dosa bisa saja besok di akhirat akan masuk ke dalam neraka dahulu untuk membersihkan dosanya. Selama masih ada iman di dalam hatinya meskipun kecil sekali, maka dia akan dientas dari neraka. Seharusnya kita berdoa dan meminta kepada Allah untuk langsung masuk jannah saja, tanpa mampir ke neraka. Maka jangan sampai ada dalam benak kita menghina hukum Allah atau mengingkarinya. Karena sikap semacam itu talah menjadikan ia keluar dari Islam.

9.       Dalam ayat 13 ada kalimat وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ  dan di dalam ayat 14 ada kalimat وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ . Ini menunjukkan bahwa orang beriman diwajibkan untuk mentaati Allah dan Rasulullah. Perintah Rasulullah adalah perintah Allah. Sehingga ketaatan kepada Rasulullah harus sama dengan ketaatan kepada Allah. Salah besar bila ada orang yang mengingkari sunnah, padahal sudah jelas sekali bahwa Allah mewajibkan untuk mentaati Rasulullah.

http://mkitasolo.blogspot.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsir Surat An-Nisa' (4): Ayat 2-3

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 188-191

Tafsir Surat Ali-Imron (3): Ayat 192-194